Simak! Ini Alasan Goodwill Tokopedia Bikin GOTO Rugi Rp 90 Triliun
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten teknologi GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) membukukan rugi bersih Rp 90,39 triliun sepanjang tahun 2023. Kerugian tersebut sebagian besar merupakan kerugian non tunai akibat penurunan nilai goodwill setelah perusahaan kehilangan pengendalian di unit bisnis Tokopedia pasca diakuisisi oleh TikTok.
Kerugian penurunan nilai goodwill GOTO pada tahun fiskal lalu mencapai Rp 78,77 triliun, naik signifikan dari penurunan nilai tahun sebelumnya yang berada di angka Rp 11 triliun.
Secara rinci pada akhir tahun 2023 GOTO mencatatkan penurunan nilai Rp 73,19 triliun dari aset bisnis e-commerce, Rp 5,52 triliun dari segmen jasa pengiriman dan Rp 49 miliar dari lain-lain.
Apa Itu Goodwill
Goodwill sendiri merupakan suatu bagian aset dalam neraca keuangan perusahaan, yang masuk dalam kategori aset yang tidak berwujud. Karena itu besaran goodwill sulit diukur secara pasti yang benar-benar merepresentasikan kondisi neraca keuangan perusahaan.
Goodwill tercipta ketika perusahaan mengakuisisi bisnis lain lebih dari nilai aset bersihnya. Secara umum selisih tersebut akan digolongkan sebagai goodwill.
Goodwill sendiri merupakan praktik umum yang banyak diterapkan oleh perusahaan teknologi, mengingat banyak dari aset perusahaan tidak berwujud. Aset tidak berwujud sendiri termasuk di dalamnya paten hingga data konsumer. Akan tetapi tantangan utama masih tetap berkutat dengan seberapa akurat dan presisi goodwill merepresentasikan aset tidak berwujud yang dimiliki perusahaan.
Valuasi Jumbo Tokopedia Kala Merger GOTO
Membengkaknya aset tak berwujud GOTO kala IPO muncul akibat merger dan akuisisi dengan Tokopedia. Dalam merger tersebut Tokopedia dikonsolidasi secara bisnis dengan penilaian akuisisi jauh di atas aset bersih yang dimiliki perusahaan.
Pada saat merger Mei 2021 silam, nilai akuisisi Tokopedia tercatat Rp 103,2 triliun dan menghasilkan goodwill yang tercatat senilai Rp 93,12 triliun. Artinya aset bersih Tokopedia kala akuisisi adalah Rp 10 triliun.
Tingginya biaya akuisisi juga bukan tanpa alasan, mengingat pada puncaknya Tokopedia sempat mencapai valuasi US$ 7,5 miliar atau setara Rp 112,5 triliun pada putaran pendanaan seri A yang dipimpin oleh Temasek dan Google.
Akuisisi sendiri dilakukan secara non tunai, dimana perusahaan mengganti pembayaran kepada pemilik saham sebelumnya dalam bentuk kepemilikan saham di GOTO.
Penurunan Nilai Tokopedia
Penurunan nilai Tokopedia sejatinya menjadi beban signifikan, setidaknya secara psikologis, dalam pelaporan keuangan perusahaan.
Merger yang dilakukan pada puncak reli investasi sektor teknologi pasca pandemi dan peredaran signifikan uang murah imbas kebijakan moneter lunak membuat guyuran dana ke startup tak ada henti-hentinya. Alhasil valuasi perusahaan ikut menggelembung secara signifikan, termasuk yang terjadi di Tokopedia akibat investor dana swasta yang bullish.
Namun, seiring pengetatan kebijakan moneter global, lanskap perusahaan teknologi ikut berbalik arah. Penilaian bombastis tersebut nyatanya tidak mampu dipertahankan, dengan sejumlah perusahaan rintisan global memangkas valuasinya secara signifikan.
Perusahaan pembayaran Stripe valuasinya sempat terpangkas dari US$ 95 miliar menjadi US$ 50 miliar, raksasa edutech India Byju valuasinya turun dari US$ 22 miliar menjadi tersisa US$ 1 miliar.
Hal ini juga terjadi di Tokopedia, secara internal perusahaan telah mencatatkan kerugian akibat penurunan nilai pada laporan keuangan tahun 2022 silam.
Kala itu perusahaan mencoret nilai Rp 17 triliun dari goodwill Tokopedia dari semula Rp 93 triliun pada awal merger menjadi Rp 76 triliun di akhir tahun.
Terbaru pasca akuisisi oleh Tokopedia oleh TikTok, GOTO kembali membukukan penurunan nilai goodwill yang lebih jumbo lagi.
Akhir tahun lalu, Tokopedia diakuisisi oleh TikTok senilai US$ 840 juta atau sekitar Rp 13 triliun dengan TikTok menjadi pengendali dengan kepemilikan 75%.
Artinya sisa kepemilikan GOTO 25% di Tokopedia sebesar 3,38 triliun, seperti yang diungkapkan GOTO dalam laporan keuangan terbarunya.
Dalam akuisisi tersebut Tokopedia kembali mengalami penurunan nilai 73,19 triliun.
Hal ini pada akhirnya ikut menekan kinerja laba bersih perusahan yang nilainya tercatat sebesar Rp 90,39 triliun.
Sebagai catatan kerugian akibat penurunan nilai ini merupakan kerugian non tunai, yang mana tidak mempengaruhi kas dan likuiditas perusahaan, karena nilai goodwill sendiri muncul dari transaksi non tunai. Penurunan nilai ini juga dapat diartikan sebagai meledaknya gelembung valuasi Tokopedia.
Ini merupakan kali terakhir Tokopedia dikonsolidasi dalam laporan keuangan GOTO, karena pasca kehilangan pengendalian 1 Februari lalu, Tokopedia tidak lagi menjadi entitas anak GOTO dan laporannya dikonsolidasi ke TikTok.
(fsd/fsd)