Akankah Tren Keperkasaan Rupiah Lawan Dolar AS Berlanjut Hari Ini?
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah tetap perkasa dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) seiring derasnya aliran modal dari asing ke RI.
Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,1% di angka Rp15.570/US$. Posisi ini merupakan yang terkuat sejak 15 Januari 2024 dan apresiasi ini menjadi yang ke-empat hari beruntun.
Kekuatan rupiah selama beberapa hari terakhir terjadi seiring dengan banyaknya dana asing yang masuk ke dalam negeri.
Dari pasar saham saja, pada kemarin Rabu ada net inflow asing dari keseluruhan pasar nyaris Rp7 triliun. Mayoritas dari pasar nego dan tunai sekitar Rp6,2 triliun.
Pemerintah kemarin juga diketahui melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN). Pada lelang kali ini serapan pemerintah kembali mencapai target indikatif sebesar Rp24 triliun.
Target yang tercapai ini menjadi yang kelima kalinya sejak awal tahun. Serapan asing juga tinggi mencapai lebih dari Rp6 triliun dan merupakan yang tertinggi secara year-to-date.
Di lain sisi, investor pun saat ini sedang wait and see perihal data neraca dagang Indonesia yang akan dirilis pada Jumat pekan ini.
Jika neraca dagang mengalami kenaikan bahkan di atas ekspektasi konsensus, maka hal ini akan memberikan sentimen positif bagi Indonesia termasuk rupiah.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, nilai tukar rupiah dalam melawan dolar AS masih kokoh dalam tren penguatan.
Jika penguatan berlanjut, posisi paling dekat yang potensi diuji ada di support Rp15.550/US$. Ini didapatkan dari garis lurus yang ditarik dari low candle intraday kemarin, Rabu (13/3/2024).
Sementara itu, untuk resistance yang merupakan area antisipasi jika ada pembalikan arah ada di level psikologis Rp15.600/US$ yang sekaligus berdekatan dengan garis rata-rata selama 50 jam atau Moving Average/MA 50.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)