Bagi Dividen Jumbo, Begini Prospek Saham BNI
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca pengumuman pembagian dividen, harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengalami kenaikan. Prospek saham BBNI diproyeksi masih tetap cerah setelah pengumuman penggunaan laba bersih perseroan.
Pada 4 Maret 2024, BBNI menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan memutuskan untuk membagikan 50% laba bersih menjadi dividen kepada pemegang saham. Nilai dividen yang dibagikan setara dengan Rp 10,45 triliun atau Rp 280,49 per saham.
Keputusan tersebut sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar di mana Mirae Asset Sekuritas sebelumnya memproyeksi rasio payout dividen sebesar 50% dan Panin Sekuritas yang mengestimasi secara konservatif rasio payout di angka 40-50%.
Apabila menggunakan harga penutupan tanggal 4 Maret 2024 di Rp 5.875, maka imbal hasil (yield) dividen yang ditawarkan saham BBNI mencapai 4,77% dan termasuk yield tertinggi jika dibandingkan dengan bank kakap lainnya.
Pembagian dividen tersebut pun menjadi sentimen positif untuk saham BBNI. Gerak saham BBNI pun selalu berakhir di zona hijau dengan total kenaikan sampai 1,2% dari harga penutupan saat RUPST.
Setelah berhasil mencetak kenaikan laba bersih 14,2% di 2023 dan memutuskan untuk membagikan dividen 50% dari laba bersih, BBNI juga menargetkan kinerja tahun ini masih dapat positif. Manajemen menargetkan pertumbuhan kredit di 2024 dapat mencapai 9-11% dengan Net Interest Margin (NIM) setidaknya 4,5% dan cost of credit kurang dari 1,4%.
Konsensus analis Bloomberg memproyeksi di tahun 2024, BBNI dapat membukukan laba bersih sebesar Rp 23,7 triliun yang mengindikasikan adanya pertumbuhan bottom-line sebesar 13,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Konsensus analis pun masih sepakat untuk menyematkan rekomendasi beli saham BBNI dengan target price setidaknya di Rp 6.500.
Dalam jangka panjang, BBNI juga menargetkan rasio pengembalian terhadap modal (ROAE) perseroan dapat menyentuh 20% di tahun 2028. Untuk diketahui, pada 2023, rasio ROAE BBNI sudah menyentuh 15% dan sudah melampaui capaian sebelum pandemi di 14% pada 2019.
Analis Panin Sekuritas, Sarkia menilai bahwa dengan outlook laba bersih yang masih dapat tumbuh dobel digit ditambah dengan peningkatan rasio dividen maka dapat mendorong BBNI dapat mencapai target ROAE yang disasar.
"Artinya mendorong pertumbuhan laba dan meningkatkan payout bisa menjadi strategi yang efektif untuk mencapai target tersebut" kata Sarkia analis Panin Sekuritas.
(ayh/ayh)