Serapan Kredit UMKM di Sektor Produktif Masih Rendah
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki mengaku serapan kredit UMKM untuk sektor unggulan masih rendah. Sektor produktif ini termasuk pertanian, perikanan, hingga perkebunan.
Ini terjadi saat separuh pelaku UMKM merupakan bagian dari sektor produktif. Dia mencontohkan serapan kredit untuk perikanan 2%.
"Di sektor unggulan ini serapan kredit UMKM masih rendah. Contoh di sektor pertanian baru 31 persen, perikanan baru 2 persen," kata Teten dalam BRI Microfunance Outlook 2024, Kamis (7/3/2024).
Teten mengatakan serapan kredit itu berada di sektor perdagangan. Ini paling aman karena potensi NPLnya cukup rendah.
Sementara itu, dia mengatakan produsen pangan perlu agregator atau disebut sebagai pengepul agar bisa terhubung dengan pasar. Namun hal tersebut tidak bisa menjadi ekosistem pembiayaan untuk perbankan.
Konsep yang berbeda dilakukan di India. "Tapi kalau di India, tengkulaknya adalah Farmers production Organization, yang diawajibkan membeli, dan boleh akses dana perbankan," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, dia juga menekankan memperbesar pembiayaan pada UMKM. Selain itu juga dipermudah untuk menjangkau seluruh bagian.
"Maka pembiayaan UMKM harus diperbesar dan dipermudah untuk jangkau karakteristik umkm yang tidak seragam. Ada mikro, kecil, menengah, tengkulak dan lain-lain," ungkapnya.
(npb/mij)