Bos The Fed Kasih Kisi-Kisi Menarik, Dolar Turun Jadi Rp15.650
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca pernyataan bank sentral AS (The Fed) menunjukkan potensi pemangkasan suku bunga tahun ini.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,28% di angka Rp15.650/US$. Penguatan ini selaras dengan apresiasi yang terjadi kemarin (6/3/2024) sebesar 0,44%.
Sementara DXY pada pukul 08:50 WIB naik ke angka 103,29 atau melemah 0,08%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang berada di angka 103,37.
Penguatan rupiah hari ini terjadi pasca semalam ketua The Fed, Jerome Powell memperkirakan akan terjadi penurunan suku bunga pada tahun ini meskipun belum dapat dipastikan kapan waktu pemangkasan diberlakukan.
"Jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diharapkan, kemungkinan akan tepat untuk mulai menarik kembali pembatasan kebijakan pada suatu waktu di tahun ini," kata Powell dalam pidatonya yang disiapkan untuk disampaikan pada sidang di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR.
Secara keseluruhan, pidato tersebut tidak memberikan landasan baru terhadap kebijakan moneter atau prospek ekonomi The Fed. Namun, komentar tersebut mengindikasikan bahwa para pejabat tetap khawatir agar tidak kehilangan kemajuan yang telah dicapai terhadap inflasi dan akan mengambil keputusan berdasarkan data yang masuk, bukan berdasarkan arah yang telah ditetapkan.
"Kami yakin bahwa suku bunga kebijakan kami kemungkinan akan mencapai puncaknya dalam siklus pengetatan ini. Jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diharapkan, mungkin akan tepat untuk mulai mengurangi pembatasan kebijakan pada tahun ini," kata Powell dalam komentarnya. "Tetapi prospek perekonomian masih belum pasti, dan kemajuan menuju sasaran inflasi 2% masih belum terjamin."
Untuk diketahui, inflasi AS saat ini berada di angka 3,1% year on year/yoy atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yakni di angka 3,4% yoy. Kendati melandai, namun inflasi AS ini berada di atas ekspektasi pasar yang berada di angka 2,9% yoy.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)