
Dividen BNI Naik 42,76%, Ini Penjelasan Direktur Keuangan

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. membagikan dividen sebesar 50% dari laba tahun buku 2023 atau senilai Rp 10,45 triliun, setara dengan Rp 280,49 per lembar saham.
Sebagai informasi pada 2023 bank BUMN ini membagikan dividen dengan rasio sebesar 40%. Dengan demikian nilai dividen yang akan dibagikan BNI tahun ini naik 42,76%.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan kenaikan dividen tersebut telah melalui sejumlah pertimbangan. "Usulan itu telah kami pertimbangkan secara proporsional baik kepentingan internal bank terkait kecukupan modal bank untuk ekspansi bisnis dan kepentingan pemegang saham untuk dapat imbal hasil optimal," katanya usai RUPST BNI, Senin (4/3/2024).
Dia menjabarkan bahwa per Desember 2023, rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) BNI sebesar 22%, jauh di atas ketentuan regulator.
Kemudian tingkat pengembalian modal atau return on equity (ROE) BNI pada periode yang sama sebesar 15,2% dengan perkiraan positif pada masa yang akan datang.
"Laba akan terus meningkat sehingga penguatan modal akan terus terjadi. BNI juga tetap dapat memenuhi kebutuhan investasi dan digital yang sedang kami kembangkan," katanya.
Sementara itu BNI mencatat laba bersih Rp 20,9 triliun sepanjang 2023. Angka tersebut naik 14,2% secara tahunan (yoy). Laba perusahaan anak menyumbang Rp419,4 miliar, dengan pertumbuhan 36,2% yoy.
Hasil positif tersebut diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset. Sepanjang periode 2020-2023, BNI mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9% yoy per tahun.
Selain itu pendapatan non-bunga (non-interest income) sepanjang 2023 naik 6,6% yoy menjadi Rp 21,47 triliun.
Adapun BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20% pada tahun 2028. Peningkatan ROE akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen consumer, corporate, dan UMKM sehingga kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang.
Sementara itu, BNI mencatat kredit sepanjang tahun lalu naik 7,6% yoy, menjadi Rp 695 triliun. Angka ini didorong oleh ekspansi di segmen dengan profil risiko rendah, yakni korporasi blue chip baik swasta dan BUMN serta kredit konsumer.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gelar RUPS Hari Ini, Intip Kisi-Kisi Dividen BNI