Market Commentary

IHSG Loyo Jelang Weekend, 6 Saham Big Cap Ini Jadi Beban

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
01 March 2024 16:25
Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis pada akhir perdagangan Jumat (1/3/2024), meski sentimen pasar global cenderung membaik.

IHSG ditutup turun tipis 0,06% ke posisi 7.311,91. IHSG bertahan di level psikologis 7.300 pada hari ini.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 11 triliun dengan melibatkan 15 miliaran saham yang diperdagangkan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 231 saham naik, 285 saham turun, dan 242 saham cenderung mendatar.

Beberapa saham terpantau menjadi penekan (laggard) IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Telkom Indonesia (Persero)TLKM-9,373.920-2,00%
GoTo Gojek TokopediaGOTO-4,1569-2,82%
Bank Negara Indonesia (Persero)BBNI-3,645.900-1,67%
Bank Central AsiaBBCA-3,459.825-0,51%
Merdeka Battery MaterialsMBMA-1,415.150-3,28%
Sumber Alfaria TrijayaAMRT-1,402.720-1,09%

Sumber: Refinitiv

Emiten Telekomunikasi BUMN yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 9,4 indeks poin.

IHSG melemah meski sentimen pasar dari luar negeri cenderung positif. Sepertinya koreksi IHSG terjadi karena investor masih melakukan aksi profit taking.

Sentimen pasar global sedikit membaik setelah dirilisnya data inflasi belanja personal (personal consumption expenditure/PCE) Amerika Serikat (AS) periode Januari 2024 yang sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya.

Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS melaporkan inflasi PCE pada Januari lalu naik tercatat 2,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan mencapai 0,3% secara bulanan (month-to-month/mtm). Angka bulanan lebih tinggi dari periode Desember 2023 yang tumbuh 0,1%, namun secara tahunan lebih rendah dari Desember 2023 yang tumbuh 2,6%.

Angka ini juga sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, yang memperkirakan inflasi PCE tumbuh 0,3% (mtm) dan 2,4% (yoy).

Data inflasi PCE yang sudah sesuai prediksi membuat pasar dapat sedikit bernafas lega, meski dinilai masih cukup panas.

Selain itu, laporan terpisah dari Departemen Tenaga Kerja pada hari ini menunjukkan klaim awal tunjangan pengangguran negara naik 13,000 menjadi 215,000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 24 Februari. Para ekonom memperkirakan 210,000 klaim untuk minggu terakhir.

Dengan ini, maka sentimen pasar di global cenderung sedikit membaik, karena data terbaru yang dirilis cenderung sesuai dengan ekspektasi pasar.

Sementara dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi yang mengalami kenaikan di atas ekspektasi pasar yakni sebesar 2,75% (year-on-year/yoy), namun masih dalam rentang target pemerintah yakni 1,5-3,5%.

BPS mengemukakan inflasi pada Februari ini disebabkan oleh kelompok bahan makanan, a.l. beras, cabai merah, daging ayam, tomat, dan bawang putih, serta gula pasir. Di luar makanan dan minuman, BPS mencatat emas perhiasan, angkutan udara dan kontrak rumah rumah turut memberikan andil signifikan.

"Sebaran inflasi tahunan wilayah, seluruh provinsi terjadi. Tertinggi di Papua selatan 4,61% sedang terendah di Papua Barat Daya inflasi 1,81%," ujar M. Habibullah, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Jumat (1/3/2024).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balik Loyo, Perbankan Raksasa Jadi Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular