
Pengiriman Terganggu Gegara Houthi, Harga Minyak Dunia Kembali Reli

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah kompak dibuka lebih tinggi pada awal perdagangan hari ini, mencoba melanjutkan penguatan pada perdagangan sebelumnya didorong gangguan pengiriman.
Pada pembukaan perdagangan hari ini Selasa (27/2/2024), harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,05% di posisi US$77,62 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka lebih tinggi atau naik 0,07% di posisi US$81,79 per barel.
Pada perdagangan Senin (26/2/2024), harga minyak mentah WTI ditutup melesat 1,43% di posisi US$77,58 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent terapresiasi 0,13% ke posisi US$81,73 per barel.
Harga minyak naik pada perdagangan Senin karena permintaan solar di Eropa, yang terkendala oleh sanksi Rusia dan gangguan pengiriman, mendorong harga minyak lebih tinggi di tengah kegelisahan pasar karena produksi kilang AS dibatasi oleh rencana perombakan.
Kemerosotan aktivitas penyulingan minyak AS dan gangguan terhadap perdagangan global telah memperketat pasokan solar dalam beberapa pekan terakhir, sehingga mengurangi tingginya ekspor solar AS ke Eropa pada bulan ini.
Retakan solar di AS sempat melonjak ke level tertinggi dalam empat bulan, yakni lebih dari US$48 per barel bulan ini, sehingga menghambat peluang arbitrase untuk mengirimkan bahan bakar ke Eropa.
Pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman nyaris gagal mengenai sebuah kapal tanker berbendera AS pada hari Sabtu, menurut Komando Pusat AS. Kapal lain yang ditabrak pemberontak pekan lalu ditinggalkan dan terlihat bocor bahan bakarnya di Laut Merah.
Meskipun pada awal perdagangan pada hari Senin, harga minyak didorong oleh kekhawatiran mengenai inflasi yang terus-menerus membatasi permintaan, fokusnya beralih ke masalah yang lebih mendasar yakni gangguan pasokan.
Pabrik penyulingan juga diperkirakan akan mulai memulihkan produksi pada bulan Maret setelah selesainya rencana perombakan pabrik di kilang-kilang AS.
Pemanfaatan kilang di AS telah mencapai 80,6% dari kapasitas nasional selama dua minggu terakhir, menurut Administrasi Informasi Energi AS pada pekan lalu.
Harga minyak telah diperdagangkan antara US$70 dan US$90 per barel sejak bulan November, karena meningkatnya pasokan AS dan kekhawatiran atas lemahnya permintaan China mengimbangi pengurangan pasokan OPEC+ meskipun perang berkecamuk di Ukraina dan Gaza.
Ketika konflik Israel-Hamas berlanjut di Timur Tengah, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada CNN Internasional pada hari Minggu bahwa perunding dari Amerika Serikat, Mesir, Qatar dan Israel telah menyetujui bentuk dasar kesepakatan penyanderaan selama pembicaraan di Paris tetapi masih dalam negosiasi.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak