
IHSG Berhasil Pangkas Koreksi, Tapi 6 Saham Ini Tetap Jadi Beban

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memangkas koreksinya di akhir perdagangan Rabu (21/2/2024), setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya pada hari ini.
IHSG ditutup turun tipis 0,05% ke posisi 7.349,02. IHSG sempat melemah lebih dari 0,5% sebelum akhirnya berhasil memangkas koreksinya di akhir perdagangan. IHSG pun masih bertahan di level psikologis 7.300.
Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 11 triliun dengan melibatkan 16 miliaran saham yang diperdagangkan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 221 saham menguat, 326 saham melemah, dan 224 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor teknologi menjadi pemberat terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 1,08%. Selain itu, sektor bahan baku juga menjadi pemberat IHSG yakni sebesar 1,05%.
Beberapa saham juga memperberat (laggard) IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Amman Mineral Internasional | AMMN | -7,57 | 7.800 | -2,80% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | -6,22 | 80 | -3,61% |
Telkom Indonesia (Persero) | TLKM | -3,50 | 4.180 | -0,71% |
Bank Central Asia | BBCA | -3,44 | 9.975 | -0,50% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | -1,69 | 2.360 | -2,48% |
Barito Pacific | BRPT | -1,63 | 985 | -2,48% |
Sumber: Refinitiv
Saham pertambangan mineral PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi pemberat terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 7,6 indeks poin.
IHSG melemah cenderung mengikuti pergerakan bursa saham global, di tengah memburuknya kembali sentimen pasar. Pasar saham global kembali merana akibat jatuhnya saham-saham teknologi, karena investor mulai merealisasikan keuntungannya.
Namun di akhir perdagangan, koreksi IHSG berhasil terpangkas. Hal ini setelah BI memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya.
Hari ini, BI telah memutuskan bahwa suku bunga acuan kembali ditahan di level 6%. Suku bunga Deposit Facility juga diputus tetap di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Februari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (21/2/2024).
Hal ini sejalan dengan konsensus yang telah dihimpun dari 12 instansi oleh CNBC Indonesia yang memperkirakan BI masih akan menahan suku bunganya secara absolut di level 6%.
Perry mengungkapkan alasan ditahannya suku bunga BI karena untuk tetap fokus kebijakan moneter yang pro-stability.
Pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.
Sementara itu, makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth. Hal ini guna mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan demikian, kebijakan makroprudensial tetap longgar.
"Makroprudensial longgar terus ditempuh guna mendukung penyaluran kredit ke dunia usaha dan rumah tangga, serta akselerasi sistem digitalisasi pembaryan dari dan ke pemerintah pusat, daerah juga terus mendorong peningkatan volume transaksi dan perluasan inklusi ke digital," tegas Perry.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balik Loyo, Perbankan Raksasa Jadi Biang Keroknya