Catat Kinerja Apik, Produksi MDKA Melesat Sepanjang 2023

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Senin, 19/02/2024 12:50 WIB
Foto: Dok Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Merdeka Copper Gold, Tbk (MDKA) mencatatkan kenaikan produksi emas, kinerja sepanjang 2023, hingga kemajuan beberapa proyek strategisnya. Produksi emas MDKA tercatat naik hampir 11% atau 10,8% 138.666 ounces dibandingkan 2022, sebanyak 125.133 ounces. Adapun total biaya tunai sepanjang 2023 senilai US$842/oz dan harga jual US$1,939/oz.

Tahun ini, perusahaan menargetkan produksi Tambang Emas Tujuh Bukit bisa mencapai rentang 100 - 120 ribu ounce. Angka produksi ini pun didukung oleh sentimen positif harga emas yang telah menembus angka US$ 2.000/oz dan diprediksi akan terus meningkat di tahun ini.

General Manager Communications MDKA Tom Malik dalam keterangan resminya mengungkapkan kinerja Merdeka di sepanjang 2023 mencerminkan kinerja produktif yang sangat baik. Dia menegaskan beroperasinya proyek-proyek di tahun ini dan beberapa tahun ke depan akan mengukuhkan posisi grup Merdeka sebagai perusahaan tambang terkemuka di Indonesia.


"Selain kinerja operasional dan pengembangan proyek, Merdeka juga sangat mengedepankan komitmen dan kinerja ESG (Environmental, Social and Governance) yang baik dalam menjalankan usaha kami, terbukti dari naiknya peringkat MSCI ESG Rating Merdeka dari BBB ke A akhir tahun lalu. Kami terus berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, masyarakat serta lingkungan kami," ujar Tom dalam keterangan resmi, Senin (19/2/2024).

Selain emas, produksi tembaga perusahaan sepanjang 2023 dari Tambang Tembaga Wetar yang dikelola PT BKP-BTR mengalami kenaikan. Produksi tembaga tercatat mencapai 12.706 ton dengan total biaya tunai US$3,74/lb dan rerata harga jual US$8.578/t.

PT BKP-BTR juga mencatat pendapatan baru dari pengiriman bijih pirit ke Pabrik AIM (Acid Iron Metal) yang dioperasikan PT Merdeka Tsingsan Indonesia (MTI) , anak perusahaan PT Merdeka Battery Materials,Tbk (MBMA) dengan total 30.000 ton bijih pirit. Target produksi Tambang Tembaga Wetar untuk 2024 direntang 14 -16 ribu ton, juga naik dibanding tahun 2023.

Di sektor nikel, anak perusahaan Merdeka lainnya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatat produksi nikel full year tercatat sebesar 95.450 ton. Jumlah ini terdiri dari 65.117 ton nikel dalam NPI (Nickel Pig Iron) dan 30.333 ton nikel dalam Nickel Matte.

Dengan peningkatan kapasitas dari 3 fasilitas pengolahan RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace), saat ini MBMA terus mengembangkan fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP), yang diperkirakan akan mulai dioperasikan pada akhir 2024 untuk kembali menambah kapasitas produksi.

Selain itu kinerja sektor nikel juga akan kembali terdongkrak oleh Tambang Nikel SCM yang akan beroperasi penuh di 2024 ini, dengan target produksi Saprolit sebanyak 4 Juta ton dan Limonit sebanyak 11 Juta ton.

Selain mencatatkan peningkatan produksi dan pendapatan, Merdeka juga berkomitmen menjadi perusahaan tambang dengan kinerja yang baik dan menguntungkan di masa depan dengan bertransformasi ke operasi proyek-proyek tambang mineral yang berumur panjang seperti PANI Gold Projet, Project AIM, dan Tujuh Bukit Copper Project.

PANI Gold Project yang terletak di Kab. Pohuwato, Gorontalo merupakan proyek tambang emas primer yang mengandung 6,6 juta ounces emas. Sejak mengembangkan proyek ini di 2022 hingga akhir 2023, Merdeka telah menginvestasikan lebih dari $114 juta.

MDKA rencananya akan menginvetasikan sekitar US$200 juta untuk fase 1 yang ditargetkan untuk mulai produksi di akhir 2025. Sementara itu, project AIM/ Acid, Iron, Metal yang terletak di Morowali, Sulawesi Tengah, telah melakukan commisioning dan diharapkan dapat beroperasi di kuartal I- 2024.

Proyek ini bisa memenuhi kebutuhan industri hilir dalam rantai nilai baterai kendaraan listrik (EV), dengan menyediakan asam dan uap yang akan dibutuhkan oleh fasilitas pengolahan HPAL. Sementara itu, bahan baku AIM berasal sepenuhnya dari bijih sisa pakai dan bijih pirit berkualitas dari Tambang Tembaga Wetar.

Kemudian Tujuh Bukit Copper Project yang ada di Kab. Banyuwangi, Jawa Timur, ditargetkan rampung dan berproduksi di akhir 2026. Proyek ini mengandung sumber daya mineral sebanyak 1,71 miliar ton dengan kadar tembaga 0,47% dan emas 0,50 g/t. Untuk proyek ini, Merdeka telah menginvestasikan US$ 185 juta sejak 2018 untuk studi kelayakan yang terperinci.

Selain peningkatan produksi emas di 2023, Merdeka Copper Gold Group juga menerima berbagai penghargaan. Salah satunya anak perusahaan Merdeka, PT Bumi Suksesindo (PT BSI) yang mengelola operasi Tambang Emas Tujuh Bukit, menerima penghargaan Pusaka Terbina Utama dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan tertinggi atas komitmen dan kinerja BSI dalam mengelola lingkungan. BSI juga meraih Tamasya Award dari kementerian ESDM, atas komitmennya dalam melakukan pemberdayaan dan pengembangan masyarakat serta komunitas masyarakat lokal.

Dalam lingkup pelestarian lingkungan, PT BSI juga tercatat telah menyelesaikan penggarapan lahan kompensasi seluas 1.991 hektar, yang mana sudah melebihi kewajiban yang ditentukan dan menjadikannya lahan kompensasi terbesar yang diserahkan lembaga swasta kepada pemerintah.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Emas Rontok, Risiko Global Dinilai Mereda