Market Commentary

IHSG Merana Jelang Pemilu, Saham Prajogo Jadi Beban

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Selasa, 13/02/2024 16:27 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles lebih dari 1% pada perdagangan Selasa (13/2/2024), sehari sebelum hari Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

IHSG ditutup ambruk 1,2% ke posisi 7.209,74. Meski ambles, tetapi IHSG masih cenderung bertahan di level psikologis 7.200 pada hari ini.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 9,7 triliun dengan melibatkan 15 miliaran saham yang diperdagangkan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 214 saham menguat, 308 saham melemah, dan 245 saham stagnan.


Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 2,01%. Selain itu, sektor infrastruktur juga menjadi pemberat IHSG yakni sebesar 1,01%.

Selain itu, beberapa saham juga menekan (laggard) IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Chandra Asri PetrochemicalTPIA-31,594.100-19,61%
Barito Renewables EnergyBREN-15,415.050-7,34%
Bank Mandiri (Persero)BMRI-6,927.025-1,06%
Bank Central AsiaBBCA-5,269.725-0,77%
Amman Mineral InternasionalAMMN-5,067.600-1,94%
Astra InternationalASII-4,525.200-1,89%

Sumber: Refinitiv

Adapun dua emiten konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, yakni masing-masing 31,6 indeks poin dan 15,4 indeks poin.

IHSG melemah menjelang hari pemilihan yang tinggal sehari atau pada Rabu besok. Investor pun cenderung wait and see.

Pada pekan pemilu ini (12-16 Februari 2024) pelaku pasar berpotensi menimbulkan aksi wait and see. Investor akan memantau hasil Pemilu 2024 yang berlangsung besok.

Selain wait and see menjelang hari puncak Pemilu 2024 pada esok hari, investor juga cenderung wait and see menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Januari 2024.

Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa inflasi AS mencapai 3,4% (year-on-year/yoy) pada Desember 2023, naik dari 3,1% pada November 2023. Secara bulanan (month-to-month/mtm), tingkat inflasi AS mencapai 0,3%, meningkat dari 0,1% pada bulan sebelumnya.

Pelaku pasar memperkirakan inflasi AS akan melandai tipis ke 2,9% pada Januari 2024. Jika perkiraan ini meleset maka dampaknya bisa besar kepada pasar keuangan dunia.

Sementara jika inflasi sesuai ekspektasi atau bahkan lebih rendah, maka hal ini akan memberikan dorongan untuk bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) agar semakin cepat dalam memangkas suku bunganya sebab target inflasi di level 2% semakin dekat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat