Penerbitan Obligasi Korporasi Diprediksi Capai Rp155 T di 2024

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Selasa, 13/02/2024 17:20 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerbitan obligasi korporasi di tahun 2024 diprediksi lebih ramai dari tahun sebelumnya. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan besarannya bisa mencapai Rp 155,46 triliun.

Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto merinci, pihaknya memprediksi penerbitan obligasi korporasi di tahun 2024 mencapai angka sekitar Rp148,15 triliun hingga Rp169,05 triliun dengan titik tengah di 155,46 triliun.

"Jumlah tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan tahun lalu yang Rp130,8 triliun," kata Darto dalam Konferensi Pers Pefindo, secara virtual, Selasa, (13/2/2024).


Dari sisi sektoral, penyumbang penerbitan obligasi yang paling besar adalah industri multifinance, perbankan, dan telekomunikasi. Kemudian disusul sektor keuangan khusus dan juga pembiayaan non multi finance

"Kalau dilihat secara porsi jatuh temponya seperti itu dan kemungkinan biasanya tidak akan jauh berbeda antara struktur jatuh tempo berdasarkan sektor yang tadi saya sebutkan dengan nantinya struktur penerbitan dari sisi masing-masing sektornya," kata Darto.

Sejauh ini, Pefindo telah mengantongi mandat pemeringkatan surat utang korporasi sebesar Rp42,28 triliun per 31 Januari 2024. Dimana sektor pertambangan tercatat memiliki rencana penerbitan surat utang terbesar.

Menurut catatanya, perusahaan di sektor pertambangan memberikan mandat penerbitan surat utang sebesar Rp6,6 triliun dari tiga perusahaan. Selanjutnya, sektor perbankan sebesar Rp5,5 triliun dari dua perusahaan.

Di peringkat ketiga, industri pulp and paper memiliki rencana penerbitan sebesar Rp5,26 triliun, diikuti pembiayaan non-multifinance sebesar Rp4,66 triliun dan konstruksi sebesar Rp3 triliun.

Berdasarkan institusinya, Pefindo mencatat, 15 BUMN dan BUMD memberi mandat penerbitan sebesar Rp18,96 triliun. Sedangkan 17 lainnya meripakan non-BUMN dengan besaran Rp23,31 triliun.

 


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas