Sebentar Lagi Pilpres 2024, Dolar Stagnan di Rp15.630

rev, CNBC Indonesia
12 February 2024 09:25
Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)
Foto: Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah cenderung stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sikap wait and see pelaku pasar menunggu data inflasi AS serta masa tenang menjelang pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka stagnan 0% di angka Rp15.630/US$. Posisi ini sama dengan penutupan perdagangan kemarin (7/2/2024).

Sementara DXY pada pukul 8.56 WIB melemah di angka 103,98 atau turun 0,12%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan Jumat (9/2/2024) yang berada di angka 104,11.

Kampanye pilpres 2024 telah usai dan saat ini berada di masa tenang. Masa tenang terjadi selama tiga hari (Minggu-Selasa) dan dalam kurun waktu tersebut, tidak boleh ada seorangpun yang berkepentingan untuk melakukan kampanye.

Pekan masa tenang dan menjelang terlaksananya pesta demokrasi akan memiliki pengaruh pada pasar keuangan, meskipun dapat dilihat dari dua perspektif. Pelaku pasar dapat bereaksi dengan menahan investasi sembari dengan kepastian dari politik. Di sisi lain, investor juga dapat mulai mengambil posisi terlebih dahulu dengan harapan tren positif pasar keuangan di tahun politik.

Sementara berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pekan lalu menunjukkan bahwa terjadi foreign outflow sebesar Rp3,01 triliun yang terdiri dari jual neto Rp2,79 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp0,27 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,49 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Sedangkan dari sisi eksternal, pasar juga masih menunggu data Consumer Price Index (CPI) AS dan menurut konsensus terjadi pelandaian untuk periode Januari 2024 menjadi 3% year on year/yoy dari sebelumnya 3,4% yoy.

Jika data inflasi AS menunjukkan tren pelemahan, hal ini menjadi angin segar bagi mata uang Garuda karena suku bunga AS dapat dipangkas lebih cepat dan DXY diharapkan terjadi depresiasi.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular