
Duh! L'Oreal Kena Efek Perlambatan China

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham produsen kosmetika L'Oreal anjlok lebih dari 7% pada perdagangan di bursa AS pada Jumat (9/2/2024). Penurunan saham ini dipicu oleh laporan penjualan perusahaan yang lebih rendah dari perkiraan.
Dikutip dari Reuters dan CNBC Internasional, penurunan ini menunjukkan adanya perlambatan permintaan di Asia. Merek kecantikan terbesar di dunia pada hari Kamis (8/2/2024) melaporkan penjualan kuartal keempat di bawah perkiraan, naik 2,8% menjadi 10,6 miliar euro (US$ 11,4 miliar). Analis Barclays memperkirakan angka mendekati 10,9 miliar euro.
Perusahaan, yang memiliki merek seperti LancĂ´me dan Kiehl's, juga mencatat perlambatan penjualan setahun penuh setelah hanya tumbuh 7,6% pada tahun 2023 menjadi 41,18 miliar euro (US$ 44,37 miliar).
Penurunan kuartalan ini disebabkan oleh aktivitas di Asia Utara, termasuk China, di mana penjualan turun 6,2% selama periode tiga bulan. Penjualan sebaliknya meningkat di Eropa dan Amerika Utara.
CEO Nicolas Hieronimus mengatakan perusahaan masih sangat ambisius di China. Dia pun menambahkan bahwa perusahaan memiliki rencana pertumbuhan yang kuat untuk negara tersebut pada tahun 2024 dan seterusnya.
Sektor barang mewah telah berada di bawah tekanan sejak akhir tahun 2023, karena kondisi makroekonomi dan geopolitik yang sulit telah membebani belanja konsumen, terutama di Amerika Serikat dan China.
Sementara itu, saham brand tas eksklusif Hermes mengalami lonjakan harga hingga 5,1%. Ini terjasi setelah Hermes melaporkan lonjakan penjualan karena konsumen orang kaya terus mencari tas eksklusif Birkin dan syal sutra meskipun harganya mengalami kenaikan.
Pendapatan kuartal IV-2023 Hermes bahkan naik 18% menjadi 3,36 miliar euro, sementara pendapatan setahun penuh sepanjang 2023 naik 21% menjadi 13,42 miliar euro. Perusahaan juga mengumumkan rencana pembagian dividen luar biasa sebesar 10 per saham euro.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Kian Membara, Permintaan Masih Tinggi?