Top! Saham BBRI Cetak Rekor Lagi di Rp 5.875

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Rabu, 07/02/2024 11:00 WIB
Foto: Dok: BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar kedua di Indonesia yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terpantau melesat dan juga berhasil mencetak rekor tertinggi barunya pada sesi I Rabu (7/2/2024).

Per pukul 10:22 WIB, saham BBRI menanjak 0,86% ke posisi harga Rp 5.875/unit. Bahkan, saham BBRI kembali mencetak rekor tertinggi barunya (all time high/ATH). Adapun terakhir BBRI mencetak ATH yakni pada perdagangan 12 Januari lalu di Rp 5.850/unit.

Saham BBRI sudah ditransaksikan sebanyak 4.074 kali dengan volume sebesar 41,94 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 245,37 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 890,41 triliun.


Hingga pukul 10:22 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 5.825/unit, menjadi antrean beli paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 61.857 lot atau sekitar Rp 36 miliar

Sedangkan di order offer atau jual, di harga Rp 5.900/unit, menjadi antrean jual terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 210.216 lot atau sekitar Rp 124 miliar.

Melesatnya saham BBRI terjadi karena investor masih menganalisis kinerja keuangan sepanjang 2023 yang mencetak rekor.

BBRI kembali memecah rekor dengan mencatatkan laba bersih tahun berjalan secara konsolidasian sebesar Rp 60,2 triliun sepanjang tahun 2023. Perolehan tersebut tumbuh 17,54% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari perolehan tahun 2022 sebesar Rp 51,40 triliun.

Pencapaian tersebut tidak terlepas dari penyaluran kredit BRI yang tercatat sebesar Rp 1.266,4 triliun, tumbuh 11,2% yoy pada periode Desember 2023. Dari jumlah tersebut, kredit UMKM tercatat sebesar Rp 1.068 triliun, atau menyumbang komposisi sebesar 84,4%.

Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar 3,12% dan NPL net sebesar 0,76% per Desember 2023. BRI juga mencatatkan NPL coverage sebesar 229,09%.

Pada penghimpunan dana, BRI berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga sebesar Rp1.358,3 triliun, tumbuh 3,9% yoy. Komposisi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) sebesar 64,4%.

Dengan begitu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) BRI sebesar 84,2% per akhir tahun 2023.

Aset BRI pun tercatat meningkat 5,3% menjadi Rp1.965 triliun pada akhir tahun 2023.

Di lain sisi, investor juga menanti kebijakan pembagian dividen perseroan untuk tahun buku 2023.

CNBC Indonesia Researchmemproyeksikan dividen yang akan dibagikan investor pada tahun ini berdasarkan laba bersih tahun buku 2023 lalu dengan asumsi rata-rata selama tiga tahun Dividend Payout Ratio (DPR) atau alokasi laba yang sudah dikurangi porsi laba ditahan.

Secara nominal, potensi dividen BBRI mencapai Rp 304 per lembar. Sebelumnya, BBRI telah membagikan dividen interim sebanyak Rp 84 per lembar, sehingga jika dikurangi porsi dividen interim, BBRI potensi membagikan dividen sebesar Rp 280 per lembar.

Sementara itu, estimasi dividen yield atau persentase keuntungan dividen terhadap harga saham. Berdasarkan harga penutupan Selasa kemarin, dividen yield BBRI berpotensi mencapai 5,21%.

Sebagai catatan, nilai dividend yield bisa berubah bergantung pada fluktuasi harga saham dan posisi harga yang kita dapatkan. Semakin turun harga maka potensi yield yang akan didapatkan semakin tinggi, ini berlaku sebaliknya jika harga saham semakin naik maka dividen yield yang didapatkan lebih rendah.

Kesimpulannya, semakin tinggi dividen yield, maka semakin murah harga saham yang kita dapat atau keuntungan dari dividen terhadap harga saham yang kita dapat akan semakin tinggi ketika kita dapat harga saham yang lebih rendah.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bankir Putar Otak Genjot Kredit Saat Daya Beli & Ekonomi Lesu