
Bos The Fed Beri Sinyal Hawkish, Rupiah Terkapar ke Rp15.735/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca bank sentral AS (The Fed) mengungkapkan sikap hawkish-nya untuk beberapa waktu ke depan.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,22% di angka Rp15.735/US$. Pelemahan ini senada dengan yang terjadi kemarin (5/2/2024) yang juga anjlok 0,29%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 8.50 WIB melemah di angka 104,42 atau turun 0,03%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang berada di angka 104,45.
Chairman The Fed Jerome Powell dan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari sama sama memberi pernyataan hawkish kemarin (5/2/2024).
Powell dalam wawancaranya di "60 Minutes" di CBS mengatakan jika The Fed akan berhati-hati dalam memangkas suku bunga tahun ini. Senada dengan Powell, Kashkari dalam paper yang dirilis Senin (5/2/2024) juga mengatakan ekonomi AS yang masih tangguh membuat pemangkasan suku bunga sulit dilakukan saat ini.
"Kami ingin melihat bukti yang lebih meyakinkan jika inflasi melaju ke kisaran 2% sebelum mengambil langkah yang sangat penting berupa pemangkasan suku bunga," tutur Powell, dikutip dari CNBC International.
Powell mengingatkan jika kebijakan pengetatan suku bunga diperkirakan bisa menyebabkan "banyak penderitaan" tetapi hal yang dia takutkan tidak terjadi. Dia menambahkan jika ekonomi AS akan kuat meskipun ada pemilu presiden pada November mendatang.
"Dengan ekonomi yang sangat kuat, sepertinya kita bisa mulai bertanya kapan memangkas suku bunga," tutur Powell.
Pernyataan Powell ini memberikan lonjakan pada DXY selama dua hari terakhir tepatnya pada penutupan perdagangan 2 dan 5 Februari 2024 yang masing-masing melonjak 0,85% dan 0,51%.
Alhasil, tekanan terhadap rupiah pun terjadi apalagi dengan pernyataan Powell tersebut membuat DXY berpotensi terus merangkak naik dengan suku bunga yang high for longer di level 5,25-5,5%.
Potensi pemangkasan suku bunga berdasarkan survei CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa 47,2% pelaku pasar meyakini The Fed akan memulai pemangkasan suku bunganya pada Juni 2024. Sedangkan pada pertemuan Maret dan Mei, pasar cenderung memprediksi bahwa The Fed masih menahan suku bunganya di 5,25-5,5%.
Lebih lanjut, potensi capital outflow pekan ini pun terbuka lebar khususnya di pasar keuangan domestik seperti Surat Berharga Negara (SBN) maupun saham.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer