Kabar Ini Beri Angin Segar Bagi RI, Dolar Ditutup Rp15.760

rev, CNBC Indonesia
01 February 2024 15:17
Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)
Foto: Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi umum Januari 2024 lebih rendah dan mendekati konsensus pasar.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,1% sehingga menjadi Rp15.760/US$. Posisi ini merupakan apresiasi lima hari beruntun sejak 26 Januari 2024.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB naik 0,49% menjadi 103,78. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (31/1/2024) yang berada di angka 103,27.

Pada pagi hari ini (1/2/2024), BPS telah merilis data inflasi yang melandai dibandingkan periode sebelumnya.

Inflasi tahunan Indonesia mencapai 2,57% year on year/yoy dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,19, naik dari 102,55 pada Januari 2023. Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 5,84% dan memberi andil inflasi 1,63% terhadap inflasi umum.

Angka ini cenderung mirip dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi.

Sebagai informasi, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan inflasi Januari 2024 akan mencapai 0,29% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan berada di angka 2,53% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 1,73%.

Inflasi yang melandai dan cenderung sama dengan konsensus ini memberikan angin segar bagi pasar karena sesuai ekspektasi dan menandakan bahwa kenaikan harga barang pada Januari 2024 ini cenderung sesuai dengan target Bank Indonesia (BI) yakni 1,5%-3,5% di 2024.

Kendati demikian, memang masih ada tekanan yang terjadi khususnya dari bank sentral AS (The Fed) tepatnya setelah ketua The Fed Jerome Powell mengumumkan bahwa suku bunga The Fed telah memutuskan menahan suku bunganya untuk keempat kalinya di level 5,25-5,5%. The Fed juga mengisyaratkan belum akan memangkas suku bunga acuan pada Maret mendatang.

Hal ini memberikan dorongan bagi DXY untuk semakin menguat dalam beberapa waktu ke depan dan berpotensi menekan mata uang Garuda.

Adanya indikasi suku bunga akan ditahan lama bisa membuat investor asing kabur dari pasar domestik sehingga terjadi capital outflow di pasar saham dan obligasi dapat terjadi.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular