
Holding Ultramikro BRI Bawa 6 Juta Warga RI Keluar dari Jerat Rentenir

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI mencatat holding ultramikro memiliki 37,3 juta nasabah. Hal ini memberikan dampak terhadap penurunan jumlah masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses pembiayaan.
Direktur Utama BRI Sunarso, mengatakan bahwa Holding Ultramikro dimulai pada 13 September 2021. Pada tahun pertama holding terbentuk, BRI melakukan integrasi dengan menyatukan budaya seluruh anggota.
Pada periode itu, BRI memetakan kekuatan anggota dan berbagi sumber daya, seperti penggunaan outlet Senyumm dan juga kantor BRI sebanyak 1.013 unit. Srategi tahun awal ini kata Sunarso telah berhasil dan memuat pondasi kuat dengan indikasi seluruh anggota holding berhasil mengintegrasikan data sebanyak 31 juta.
Kemudian pada tahun kedua, Holding Ultramikro melakukan penguatan sinergi dengan menyatukan platform 3 entitas anggota holding dalam platform Senyumm mobile yang digunakan oleh lebih dari 70.000 pemasar. "Hasilnya pada 2023 ini, selama 2 tahun berhasil beri akses kemudahan dari 31 juta [nasabah] menjadi 37 juta [nasabah]," katanya dalam konferensi pers laporan kinerja kuartal IV 2023, Rabu (31/1/2024).
Dengan demikian, kata Sunarso, ada sekitar 6 juta orang yang berhasil diselamatkan Holding Ultramikro dari jerat rentenir.
Selain itu, prestasi Holding Ultramikro lainnya adalah membawa 1,2 juta nasabah PNM dan Mekaar naik kelas, sehingga bisa dilayani secara komersial oleh BRI. "Berikutnya kami terus melakukan penguatan melalui data yang terintegarsi, sehingga bisa profiling 37 juta [nasabah] ini untuk bisa berikan layanan yang semakin presisi," katanya.
Sebagai informasi, Holding Ultramikro terdiri dari BRI sebagai induk, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani atau PNM.
Adapun holding tersebut terbentuk di bawah payung Peraturan Pemerintah (PP) nomor 73 tahun 2021 yang berisi tentang penyertaan modal negara kepada BRi.
Melalui PP itu, pemerintah melakukan penambahan penyertaan modal ke BRI. Hal ini dilakukan dengan pengalihan seluruh saham Seri B milik Negara Republik Indonesia kepada PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Penambahan penyertaan modal negara sebagaimana dimaksud sebanyak 6,24 juta saham Seri B pada Pegadaian dan 3,79 juta saham Seri B pada PNM.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BRI Ungkap Alasan Digitalisasi Jadi Peluang Emas Usaha Ultra Mikro