Musim Rilis Laporan Keuangan, Wall Street Dibuka Sumringah

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
29 January 2024 21:55
Smartsheet Inc. President and CEO Mark Mader rings a ceremonial bell to celebrate his company's IPO on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., April 27, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street dibuka lebih tinggi pada awal perdagangan jelang keputusan The Federal Reverse (The Fed) Amerika Serikat (AS) dan musim rilisnya laporan keuangan kuartal IV 2023 saham-saham di bursa AS.

Pada perdagangan Senin (29/1/2024), Dow Jones dibuka menguat 0,01% di level 38.111,53, begitu juga S&P 500 dibuka lebih tinggi atau naik 0,02% di level 4.891,88, dan Nasdaq dibuka terapresiasi 0,10% di level 15.470,14.

Sementara pada perdagangan Jumat (26/1/2024), Dow Jones ditutup menguat 0,16% di level 38.109,43, sementara berbeda dengan S&P 500 melemah 0,07% di level 4.890,97, dan Nasdaq juga turun 0,36% di level 15.455,36.

Indeks-indeks utama AS dibuka lesu pada awal perdagangan hari Senin, menjelang peristiwa-peristiwa besar minggu ini termasuk keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) dan laporan keuanagn perusahaan teknologi yang dapat menentukan arah pergerakan Wall Street.

Sejumlah laporan keuangan saham megacap akan menjadi sorotan investor setelah perkiraan mengecewakan dari Intel dan Tesla (TSLA.O) pada pekan lalu memperdalam kekhawatiran tentang penilaian berlebihan terhadap saham-saham momentum yang telah mempelopori reli pasar sejak akhir tahun lalu.

Microsoft (MSFT.O) melalui kemitraannya dengan Open AI menggelitik minat pasar seputar kecerdasan buatan pada tahun 2023, diperkirakan akan melaporkan lonjakan pendapatan kuartalan sebesar 15,8% pada hari Selasa mendatang.

Pada pekan ini juga akan rilis laporan keuangan dari saham Alphabet (GOOGL.O), Apple (AAPL.O), Meta Platforms (META.O), Amazon.com (AMZN.O), Exxon Mobil (XOM.N), Chevron (CVX.N), Qualcomm (QCOM.O), Merck (MRK.N), Pfizer (PFE.N) dan Boeing (BA.N).

"Akan ada lebih banyak volatilitas di sekitar laporan keuangan saham megacap, dengan risiko yang cenderung asimetris terhadap sisi negatifnya, banyak kabar baik telah diperhitungkan dalam ekuitas ini," ujar Art Hogan, kepala strategi pasar di B Riley Wealth, dilansir dari Reuters.

Namun, dengan data terbaru yang menunjukkan ketahanan perekonomian dan tren inflasi yang lebih rendah, harapan terhadap skenario Goldilocks perekonomian yang tidak terlalu panas atau dingin semakin meningkat. Pekan lalu, data menunjukkan berlanjutnya moderasi harga di AS.

Sepanjang bulan ini, S&P 500 telah mencatat rekor tertinggi secara intraday selama empat sesi dan penutupan tertinggi kelima sepanjang masa.

Fokus global pada minggu ini adalah keputusan kebijakan moneter AS yang pertama tahun ini, yang diperkirakan akan dilaksanakan pada hari Rabu waktu AS.

Laporan pekerjaan penting termasuk JOLTS atau Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja serta Ketenagakerjaan Nasional ADP akan diuraikan secara menyeluruh sebelum keputusan kebijakan The Fed untuk mendapatkan petunjuk mengenai kekuatan pasar tenaga kerja AS.

Taruhan para pelaku pasar mencerminkan sebagian besar ekspektasi penurunan suku bunga di bulan Juni, dan beberapa di antaranya terjadi pada awal bulan Maret 2024.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Orang Nganggur di AS Turun, Wall Street Terjun Bebas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular