IHSG Rebound! BBRI & BMRI Jadi Penggerak Utama
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound dan ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (29/1/2024), di tengah sikap investor yang menanti keputusan suku bunga terbaru bank sentral Amerika Serikat (AS).
IHSG ditutup menguat 0,28% ke posisi 7.157,17. Meksi menguat, tetapi IHSG masih bertahan di level psikologis 7.100 hingga hari ini.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 9,5 triliun dengan melibatkan 19 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 216 saham terapresiasi, 284 saham terdepresiasi, dan 264 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor transportasi menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 1,4%.
Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | 17,62 | 5.575 | 2,76% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | 16,07 | 6.475 | 2,78% |
Bank Central Asia | BBCA | 13,83 | 9.550 | 2,14% |
Bank Negara Indonesia (Persero) | BBNI | 5,48 | 5.575 | 2,76% |
Telkom Indonesia (Persero) | TLKM | 3,52 | 4.010 | 0,75% |
Chandra Asri Petrochemical | TPIA | 3,20 | 5.500 | 1,85% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 2,82 | 2.800 | 3,70% |
Sumber: Refinitiv
Empat saham perbankan berkapitalisasi pasar jumbo menjadi penopang utama IHSG hari ini, yakni saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencapai 17,6 indeks poin, kemudian PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 16 indeks poin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 13,8 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 5,5 indeks poin.
IHSG yang berhasil menguat setelah tiga hari sebelumnya merana. Selain itu, IHSG yang berhasil menghijau juga terjadi di tengah sikap investor yang masih menanti keputusan suku bunga terbaru dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
Pasar berekspektasi jika The Fed akan mempertahankan suku bunga di level 5,25% hingga 5,5% pada pertemuan mendatang. Namun, yang ditunggu pasar adalah sinyal pemangkasan ke depan.
Sementara ke depan, pasar masih berekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya sekitar tiga kali dengan total 75 basis poin (bp).
Hal ini menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik karena tekanan yang kian mereda jika hal tersebut benar terjadi.
Selain The Fed, investor juga akan memantau perilisan data ekonomi lainnya seperti data aktivitas manufaktur China, data inflasi Indonesia periode Januari 2024, dan data-data lainnya.
Tak hanya itu saja, investor yang berekspektasi bahwa kinerja keuangan perbankan jumbo yang masih akan positif sepanjang 2023 juga menjadi katalis positif. Hal ini karena mayoritas penggerak IHSG merupakan saham-saham perbankan jumbo.
Sejauh ini, baru saham BBCA dan BBNI yang sudah merilis kinerja keuangannya sepanjang tahun 2023. Keduanya pun mencatatkan kenaikan laba bersih masing-masing 19,4% dan 14,2% secara tahunan (year-on-year/yoy).
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)