Rupiah Turun ke Level Rp15.630 Meski Dana Asing Banjiri Pasar RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah derasnya minat investor asing untuk berinvestasi di pasar keuangan domestik.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah di angka Rp15.630/US$ atau turun sebesar 0,13%. Pelemahan ini mematahkan tren penguatan yang terjadi selama dua hari beruntun sejak 18 Januari 2024.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14.51 WIB turun 0,08% menjadi 103,2. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (19/1/2024) yang berada di angka 103,28.
Tekanan terhadap mata uang Garuda masih terjadi di tengah lesunya ekonomi China masih akan berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. Pasalnya, Sang Naga Asia ini merupakan mitra dagang utang RI.
Sebagaimana diketahui, ekonomi di China patut di monitor lantaran masih terjadi deflasi akibat krisis properti yang berlarut-larut, yang kemudian membuat pemerintah China sedang mempertimbangkan peluncuran stimulus jumbo senilai satu triliun yuan guna mendongkrak industri.
Selain itu, hari ini China juga telah mengumumkan suku bunga dasar pinjaman (LPR) satu tahun, yang merupakan fasilitas pinjaman jangka menengah yang digunakan untuk pinjaman korporasi dan rumah tangga, tidak berubah pada rekor terendah sebesar 3,45% selama lima bulan berturut-turut.
Begitu pula untuk LPR lima tahun yang menjadi acuan untuk hipotek, dipertahankan pada 4,2% selama tujuh bulan berturut-turut.
Jika suku bunga mengalami pemangkasan, maka diharapkan ke depan ekonomi China akan dapat semakin membaik.
Kendati tekanan masih cukup kental, namun investor asing tercatat masih tertarik untuk masuk ke pasar keuangan domestik.
Berdasarkan data transaksi 15 - 18 Januari 2024 yang dirilis Bank Indonesia (BI), investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp7,66 triliun terdiri beli neto Rp5,52 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,65 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,50 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)