Simpanan Warga RI Tumbuh Tipis, Jadi Rp 8.234 T di Akhir 2023

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
22 January 2024 10:55
Gedung BI
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan selama 2023 pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) hanya sebesar 3,8% atau sebesar Rp 8.234,2 triliun. Secara bulanan, DPK per Desember ini tumbuh lebih tinggi, dibandingkan 3,04% pada bulan November.

Pertumbuhan DPK ini dipengaruhi DPK di sektor korporasi yang tumbuh 5%, dibandingkan 3,1% pada bulan November. Sementara itu, DPK perorangan hanya tumbuh 3,2%, turun dibandingkan 5,1% pada November 2024. Dari data BI, tabungan hanya tumbuh 2%, giro 3,9% dan simpanan berjangka 5,4% pada akhir 2023.

Realisasi DPK ini sejalan dengan paparan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani. Beberaoa waktu lalu, dia menyebut pertumbuhan tabungan masyarakat pada 2023 mengalami perlambatan. Dia mencatat selama 2023 pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) hanya sebesar 4%.

"Pertumbuhan DPK kalau kita lihat itu rendah, hanya 4%," kata Aviliani dalam diskusi 'Evaluasi dan Perspektif Ekonom Perempuan Indef Terhadap Perekonomian Nasional', dikutip Senin (22/1/2024).

Berdasarkan catatan yang dijabarkan Aviliani, per November 2023 DPK perbankan hanya tumbuh 3,8% year on year. Sementara, giro tumbuh 3,4% (yoy), serta tabungan dan simpanan berjangka tumbuh 2,5% (yoy) dan 5,2% (yoy).

Aviliani mengatakan pertumbuhan DPK yang lemah ini disebabkan oleh faktor pergeseran pola menabung masyarakat. Dia mengatakan kau manak muda atau milenial saat ini sudah tidak tertarik lagi menaruh uangnya di tabungan. Kaum milenial, kata dia, kini memiiliki banyak pilihan untuk menabung di insrumen lainnya seperti saham dan obligasi.

"Memang kecenderungan kaum milenial sekarang tidak hanya menempatkan uangnya di bank, tapi sebenarnya sudah pakai instrumen saham dan obligasi, sehingga ini menyebabkan DPK semakin ke depan semakin rendah karena instrumen investasi dari milenial sudah berkembang," kata dia.

Terkait dengan DPK yang menjadi sorotan ini, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan DPK tidak sepenuhnya menujukkan kemampuan pembiayaan. Ada beberapa komponen lain sehingga bisa menggambarkan lebih jelas pembiayaan dari perbankan.

"Jangan kemudian kemampuan funding hanya diukur dari DPK. Kalau kita lihat sisi asetnya bank itu ada kredit ada surat-surat berharga dan tentu juga yang komponen near cash," kata Perry dalam konferensi pers, dikutip Senin (21/1/2024).

Oleh karena itu, dia menuturkan dalam komponen surat berharga ada yang namanya alat likuid. Perry menerangkan itu adalah surat-surat berharga yang sewaktu-waktu bisa dikonversi menjadi likuiditas sehingga bisa dukung penyaluran kredit.

Sejauh ini, penyaluran kredit masih berjalan baik. Pada 2023, pertumbuhan kredit mencapai 10,38%. Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 28,37%.

Pada sisi risk appetite atau risiko yang diambil dan diterima oleh manajemen bank, Perry menilai terus membaik. "Dari sisi supply dan demand banyak sektor yang tumbuh," ujarnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Catat DPK Bank Tumbuh 3,8%, Kredit Naik 9,7%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular