
Saham Prajogo Melesat, IHSG Ditutup Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat pada perdagangan Kamis (18/1/2024), di tengah adanya indikasi bahwa pemangkasan suku bunga Bank Indonesia akan terjadi pada tahun ini.
IHSG ditutup menguat 0,73% ke posisi 7.252,967. IHSG masih bertahan di level psikologis 7.200 hingga hari ini.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 11 triliun dengan melibatkan 20 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 250 saham terapresiasi, 261 saham terdepresiasi, dan 258 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 2,78%. Selain itu, sektor kesehatan juga menjadi penopang indeks sebesar 1,56%.
Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Chandra Asri Petrochemical | TPIA | 27,37 | 4.260 | 24,93% |
Barito Renewables Energy | BREN | 19,59 | 5.650 | 9,71% |
Amman Mineral Internasional | AMMN | 9,33 | 7.475 | 3,82% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 3,96 | 2.670 | 5,53% |
Barito Pacific | BRPT | 3,93 | 1.110 | 5,71% |
Bayan Resources | BYAN | 2,40 | 19.825 | 0,76% |
Sumber: Refinitiv
Dua saham Prajogo menjadi top movers IHSG pada hari ini, yakni saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang mencapai 27,4 indeks poin dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebesar 19,6 indeks poin.
IHSG cenderung menghijau meski sentimen pasar global pada hari ini masih cenderung kurang menggembirakan.
Dari Amerika Serikat (AS), data penjualan ritel periode Desember 2023 telah dirilis kemarin, di mana data tersebut kembali mengalami kenaikan.
Berdasarkan laporan Departemen Perdagangan, penjualan ritel AS pada Desember 2023 naik 0,6% secara bulan(month-to-month/mtm). Nilai tersebut meleset dari konsensus yang diperkirakan survei Reuters hanya naik 0,4%,
Peningkatan penjualan ritel ini berkorelasi dengan inflasi yang diperkirakan bisa semakin memanas.
Akibat itu, saat ini ekspektasi pelaku pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan Maret mendatang turun jadi 55%, padahal dalam beberapa hari terakhir sudah mencatat peluang di atas 60%, menurut data yang diperhitungkan FedWatch Tool CME Group.
Sementara itu dari dalam negeri, investor cenderung merespons baik dari langkah Bank Indonesia (BI) yang kembali menahan suku bunga acuannya kemarin.
BI telah mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Januari 2024 dengan kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6%.
Dengan demikian, BI sudah menahan suku bunga acuannya selama empat bulan berturut-turut sejak Oktober 2023.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan keputusan itu ditempuh sebagai langkah konsistensi BI menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan, di tengah masih bergejolaknya ketidakpastian ekonomi global. Seiring dengan upaya untuk menjaga kinerja pertumbuhan ekonomi domestik pada tahun ini.
"Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024," kata Perry saat konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Hal ini sesuai dengan ekspektasi yang telah dihimpun oleh CNBC Indonesia dari 10 institusi yang secara absolut yakin bahwa BI akan menahan suku bunganya untuk ketiga kalinya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sesi 1 IHSG Parkir di Zona Hijau, Ditopang Sektor Kesehatan