Rupiah Putus Tren Pelemahan 5 Hari Beruntun Gegara Data BI

rev, CNBC Indonesia
09 January 2024 17:02
Pekerja memperlihatkan uang dolar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Senin (4/7/2022).  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) oleh Bank Indonesia (BI) tercatat lebih tinggi pada periode Desember 2023.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat di angka Rp15.515/US$ atau terapresiasi 0,03%. Penguatan ini mematahkan tren pelemahan beruntun yang terjadi selama lima hari terakhir sejak 2 Januari 2024.

Sementara DXY pada pukul 14.47 WIB naik tipis 0,01% menjadi 102,21. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Senin (8/1/2024) yang berada di angka 102,20.

BI telah merilis data survei konsumen untuk periode Desember 2023 yang mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya. Hal ini tecermin dari IKK Desember 2023 sebesar 123,8, lebih tinggi dibandingkan 123,6 pada bulan sebelumnya.

Meningkatnya keyakinan konsumen pada Desember 2023 didorong oleh menguatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE). IKE tercatat meningkat terutama pada Indeks Pembelian Barang Tahan Lama. Sementara itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan tetap kuat ditopang oleh Indeks Ekspektasi Penghasilan.

Naiknya IKK ini mengindikasikan semakin baiknya konsumsi masyarakat Indonesia dan menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia berjalan dengan baik.

Lebih lanjut, pelaku pasar juga masih menunggu data ekonomi yang akan dirilis nanti malam oleh AS untuk periode November 2023.

Neraca perdagangan AS pada November 2023 diproyeksi akan mengalami defisit lebih besar mencapai US$65 miliar, dibandingkan defisit bulan sebelumnya sebesar US$64,3 miliar.

Walaupun data yang keluar cenderung laggard, akan tetapi proyeksi pelebaran defisit neraca dagang ini menunjukkan semakin terkontraksinya perdagangan ekspor dan impor di AS.

Bagi Indonesia, AS merupakan negara kedua terbesar yang menyumbang ekspor terbesar setelah China. Sehingga, perkembangan neraca dagang Negeri Paman Sam ini patut dicermati karena akan mempengaruhi perdagangan ekspor-impor Tanah Air.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular