
Cetak Rekor ATH Baru! IHSG Melesat Nyaris 1% Tembus 7.348,52

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau dan kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya pada perdagangan sesi II Kamis (4/1/2024).
Per pukul 13:50 WIB, IHSG melesat 0,95% ke posisi 7.348,52. IHSG pun kembali mencetak rekor tertinggi intraday-nya pada sesi II hari ini. Adapun rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) terakhir berada di posisi 7.323,59 pada penutupan perdagangan perdana 2024 yakni Selasa lalu.
Nilai transaksi IHSG pada sesi II hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,3 triliun dengan melibatkan 12 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 769,584 kali. Sebanyak 291 saham menguat, 227 saham melemah, dan 235 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor energi menjadi penopang terbesar IHSG di sesi II hari ini, yakni mencapai 1,58%. Selain energi, sektor keuangan dan transportasi juga menjadi penopang indeks masing-masing sebesar 1,4% dan 1,05%.
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi penopang terbesar IHSG di sesi II hari ini, yakni mencapai 20,7 indeks poin. Saham BMRI pun melonjak 3,69% ke posisi Rp 6.350/unit.
IHSG yang bergairah terjadi di tengah lesunya bursa saham global. Hal ini karena investor di global cenderung menahan selera risikonya. Mereka bimbang akan seberapa cepat pemangkasan suku bunga acuan diberlakukan.
Hal ini karena hanya sedikit informasi yang diberikan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam risalah pertemuan Desember lalu terkait kapan penurunan suku bunga akan dimulai.
Menurut hasil risalah FOMC minutes terbaru, mayoritas pejabat the Fed mempertimbangkan apakah kebijakan "kemungkinan besar saat ini berada pada atau mendekati puncaknya" seiring dengan melambatnya inflasi dan dampak kenaikan suku bunga tampaknya berjalan sesuai rencana.
Namun, mereka tetap sedikit optimis bahwa The Fed benar-benar akan memangkas suku bunga acuannya. Berdasarkan perangkat FedWatch CMEGroup, menunjukkan pelaku pasar memperkirakan peluang sebesar 67% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) pada Maret 2024.
Selain itu, Dokumen "dot plot menunjukkan partisipan memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga dalam tiga tahun ke depan untuk membawa inflasi ke target sasaran 2%.
"Dalam proyeksinya, semua partisipan mengindikasikan adanya perbaikan dalam outlook inflasi. Baseline proyeksi mengindikasikan jika suku bunga yang lebih rendah akan tepat pada akhir 2024," tulis FOMC.
Di lain sisi, IHSG yang menguat sepertinya disebabkan karena investor mulai melirik saham-saham yang berpotensi diuntungkan dari fenomena January Effect.
Secara sederhana,January Effectmerupakan istilah yang merujuk pada kecenderungan pasar saham akan naik selama Januari.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sesi 1 IHSG Parkir di Zona Hijau, Ditopang Sektor Kesehatan