Market Commentary

Saham January Effect Beneran Ngacir? Cek Pergerakaannya di Sini

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
04 January 2024 11:27
Pembukaan BEI 2024 (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: CNBC Indonesia/Faisal Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Periode perdagangan Januari menjadi periode yang ditunggu-tunggu oleh pelaku pasar saham, karena biasanya ada fenomena yang kerap terjadi di Januari tiap tahunnya. Adapun fenomena tersebut yakni January Effect.

Secara sederhana, January Effect merupakan istilah yang merujuk pada kecenderungan pasar saham akan naik selama Januari. Fenomena musiman ini pertama kali diamati oleh bankir investasi Sidney B. Wachtel pada 1942.

Umumnya, para analis saham menganggap reli Januari disebabkan karena kembalinya para investor memborong saham usai 'bersih-bersih' portofolio pada akhir tahun sebelumnya.

Penjelasan lainnya, investor menggunakan bonus dan kas yang menumpuk di akhir tahun untuk masuk lagi ke market pada Januari.

Bagi investor yang ingin memanfaatkan momen January Effect di bursa RI, ada baiknya melihat kinerja saham-saham blue chip yang terdaftar di indeks IDX30.

IDX30 mengukur kinerja harga dari 30 saham yang punya likuiditas tinggi dan kapitalisasi jumbo serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Dari 30 saham emiten besar di IDX30, tercatat setidaknya lima saham yang punya kecenderungan menguat selama Januari yang lebih tinggi di antara lainnya.

Kelimanya adalah emiten perunggasan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), duo bank besar Tanah Air yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), kemudian ada emiten perminyakan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).

CPIN menjadi saham penghuni IDX30 dengan probabilitas kenaikan tertinggi, yakni mencapai 90% dalam periode 2014-2023. Rerata kenaikannya pun cukup tinggi, mencapai 7,29%.

Posisi kedua dengan probabilitas kenaikan tertinggi selama 10 tahun terakhir ditempati BMRI sebesar 80%. Rata-rata kenaikan secara bulanan di Januari mencapai 2,27%.

Selanjutnya, ada MEDC mencatatkan rata-rata kenaikan sepanjang 10 tahun terakhir sebanyak 12,46%, dengan probabilitas penguatan mencapai 70%.

Dengan probabilitas kenaikan yang sama, posisi selanjutnya ditempati BBRI dan BRPT dengan masing-masing rata-rata kenaikan sebanyak 1,39% dan 8,48%.

Namun, untuk BPRT perlu diakui bahwa pada Desember tahun ini pergerakannya sudah sangat signifikan mencapai lebih dari 30%. Oleh karena itu, jika pergerakan di Januari depan tidak terlalu atraktif akan cukup wajar

Dalam tiga hari terakhir pada awal Januari 2024, apakah probabilitas tersebut benar? Jika dihitung-hitung, nyatanya hanya satu saham yang berhasil mencatatkan penguatan sejak perdagangan Selasa lalu hingga sesi I hari ini, yakni saham MEDC, yang melesat 1,29%.

Sedangkan sisanya, terpantau melemah dan satu saham cenderung stagnan atau masih sama seperti pada perdagangan Selasa lalu.

Meski begitu, data pergerakan lima saham tersebut dalam tiga hari terakhir belum bisa menentukan apakah memang ada atau tidaknya January Effect, karena perdagangan Januari 2024 sendiri baru berlangsung selama tiga hari, sehingga masih ada kecenderungan kelima saham tersebut berkinerja baik di Januari tahun ini.

Namun, tetap perlu diingat bahwa risiko seperti perlambatan ekonomi global kemudian risiko geopolitik tetap perlu diantisipasi dan selalu memahami bahwa kinerja masa lampau tidak selalu bisa digunakan untuk memprediksi masa depan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Wajib Tahu! Deretan Saham Murah & Fundamental Solid

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular