5 Hari Cetak ARB, Saham KAYU Sepekan Ambles Nyaris 80%
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pengolahan kayu yakni PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) kembali ambles dan menyentuh auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi I Jumat (29/12/2023), di mana sudah lima hari beruntun saham KAYU mencetak ARB.
Per pukul 11:00 WIB, saham KAYU ambles 34,95% ke posisi Rp 121/saham, bahkan saham KAYU kembali mencetak ARB pada sesi I hari ini.
Saham KAYU sudah ditransaksikan sebanyak 395 kali dengan volume sebesar 4,17 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 506,79 juta. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 80,47 miliar.
Hingga pukul 11:00 WIB, di order offer atau jual, pada harga batas bawahnya di Rp 121/saham menjadi posisi dengan antrean jual terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 2,3 juta lot atau sekitar Rp 28 miliar.
Sedangkan di order bid atau beli, belum ada antrean yang tertera kembali, menandakan bahwa saham KAYU sudah menyentuh ARB.
Diketahui, saham KAYU sudah mencetak ARB selama lima hari beruntun, itu berarti saham KAYU sudah merana sejak Kamis pekan lalu. Dalam sepekan terakhir, saham KAYU sudah ambles hingga 79,32%.
Bahkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) memantau dengan ketat pola pergerakan saham KAYU karena sudah mengalami penurunan harga saham di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Namun pengumuman UMA tersebut tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Melainkan hanya untuk melindungi investor khususnya pemegang saham KAYU.
"Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham KAYU tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tulis manajemen BEI, Kamis (28/12).
Adapun informasi terakhir mengenai Perusahaan Tercatat adalah informasi tanggal 30 Oktober 2023 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) tentang penyampaian laporan interim yang tidak diaudit.
Dengan demikian, para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action emiten apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS, serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)