Wacana Energi Hijau Menguat, Bagaimana Prospek Saham PGEO?

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Jumat, 22/12/2023 15:55 WIB
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Muara Enim, Sumatera Selatan, milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mulai dibangun. Pembangkit

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan subholding Pertamina, PT Geothermal Energy Tbk. (PGEO) berpeluang memiliki prospek bisnis dan kinerja saham positif. Head of Research PT Yuanta Sekuritas Indonesia Chandra Pasaribu mengungkapkan, kinerja PGEO didorong oleh fundamental perseroan dan prospek saham energi terbarukan.

"Kalau kita bicara secara fundamental, dalam posisi dia (PGEO) sebagai emiten yang bergerak di sektor energi panas bumi, tentu saja tidak ada masalah. Sama sekali tidak ada masalah. everything is good, and it's going to get even better in the next five to seven years," ujar Chandra dalam keterangan tertulis, Jumat (22/12).

Chandra melanjutkan, apalagi PGEO tak terlepas dari dukungan pemerintah terkait berbagai insentif agar masyarakat dapat berpindah perilaku untuk memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT).


Dengan adanya campur tangan langsung dari pemerintah, kata dia, maka rencana bisnis perseroan kedepannya dapat dipermudah. "Dengan begitu, kalau kita bicara in fundamental case, of course investasi di (perusahaan) green energy semacam PGEO adalah pilihan yang tepat," ungkapnya.

Apalagi, dalam konteks perusahaan terbuka, sejauh ini baru ada dua emiten panas bumi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PGEO dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Artinya, seluruh potensi investasi hijau di lantai bursa nasional hanya akan tertuju pada dua saham tersebut.

Prospek bisnis beberapa tahun kedepan juga diperkirakan masih tetap positif seiring dengan percepatan transisi energi bersih di Indonesia.

Namun, Chandra mengingatkan, terkait kinerja saham PGEO dipengaruhi oleh perbedaan cara pandang antara investor ritel atau perorangan, dengan investor institusi.

"Kalau kita bicara ke investor ritel, mereka memiliki horizon investasi pendek sehingga terkadang bisa mengabaikan sisi fundamental. Sebaliknya, investor institusional memiliki orientasi investasi jangka menengah hingga panjang, sehingga perlu membatasi risiko investasinya dengan melihat fundamental," papar Chandra.

Sementara itu merujuk pada laporan kuartal tiga 2023, Chandra melihat kinerja operasional PGEO ini cemerlang dengan total kenaikan produksi listrik dan uap sebesar 3.586 GWh (+4,3% year-on-year).

Operasi Perseroan sangat stabil dengan faktor ketersediaan 99,9% untuk uap dan 97,6% untuk listrik.

Sementara itu, faktor kapasitas gabungan mencapai 86,0%, dengan uap sebesar 81,0% dan listrik sebesar 92,0% pada Q3 2023. Hal ini mengindikasikan efisiensi yang tinggi dalam operasional.

Yuanta Sekuritas memberikan target price pada saham PGEO sebesar Rp 1.420 per lembar saham.

"Kami melihat momentum yang kuat bagi PGEO karena isu energi hijau yang saat ini sedang gencar disuarakan. Untuk itu, Yuanta telah meningkatkan pertumbuhan jangka panjang menjadi 3% (dari sebelumnya 2%)," pungkasnya.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat