OJK Blak-blakan Penyebab Pertumbuhan DPK Seret

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai likuiditas bank di Indonesia dalam kondisi yang baik.
Meskipun pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dalam dua bulan terakhir terbilang rendah. Sebagai informasi per Oktober 2023, total dana masyarakat di bank hanya naik 3,9% yoy. Angka ini jauh di bawah rata-rata. Bulan selanjutnya pertumbuhan DPK kembali melambat atau menjadi 3,04% yoy.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bahwa memang terjadi perlambatan penempatan dana masyarakat di perbankan.
Satu penyebabnya adalah ekonomi Indonesia saat ini dalam proses normalisasi setelah pandemi Covid-19. "Justru angka-angka sekarang ini kembal mendekati sama dengan prapanedemi dalam arti besaran nominalnya," kata Mahendra dalam Economic Outlook 2024, Jumat (22/12/2023).
Selain itu dia menduga perlambatan pertumbuhan DPK karena masyarakat memiliki banyak pilihan penempatan dana. "Instrumen menempatkan dana lebih bervariasi termasuk juga kemungkinan investasi SBN dan pasar modal," kata Mahendra.
Kendati demikian dia menilai capaian kinerja penggalangan dana bank hingga menjelang akhir 2023 adalah sesuatu yang luar biasa.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa likuiditas di perbankan memadai sehingga masih mampu menopang penyaluran kredit.
"Likuiditas di perbankan memadai sehingga memperkuatlending capacity perbankan," katanya dalam Rapat Dewan Gubernur BI Desember 2023, dikutip Jumat (22/10/2023).
Pasalnya per November 2023, rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 26,04%. Kendati turun dibandingkan bulan sebelumnya 26,36%, tetapi masih jauh di atas batas aman.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kredit Bank Juli Naik 8,54%, DPK Naik 6,62%
