Market Commentary

Pandemi Covid-19 Usai, Begini Kinerja Saham Kesehatan di 2023

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
21 December 2023 08:42
Tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) mengambil sampel darah dengan metode swab test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Untuk memutus rantai penularan Covid-19, Genomik Solidaritas Indonesia (GSI Lab) membuka laboratorium tes PCR berstandar Biosafety Level (BSL) 2+. 

Laboraturium GSI Lab dirancang untuk memberikan pelayanan tes PCR yang tidak hanya bersekala masif, namun jugamemberikan hasil tes yabg cepat sehinggal hasil tes dapat diakses pada hari yang sama atau setidaknya H+1 (setelah tes).  

Untuk pasien drive thru sehari bisa 500 orang sedangkan SCR 5000 sempel perharinya.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Tes Swab Covid-19 (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja saham kesehatan termasuk farmasi dan rumah sakit terpantau masih kurang menggembirakan sepanjang 2023, akibat kondisi pandemi Covid-19 yang sudah membaik, yang mana statusnya sudah beralih dari sebelumnya pandemi menjadi endemi.

Di saham farmasi, terpantau dari 11 saham, hanya empat yang berhasil mencatatkan penguatan. Sedangkan sisanya yakni tujuh saham masih berkinerja buruk.

Berikut pergerakan saham-saham farmasi sepanjang tahun ini.

Emiten farmasi anak usaha dari PT Biofarma (Persero) yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menjadi yang paling baik kinerja sahamnya dari posisi awal tahun hingga perdagangan kemarin, yakni meroket 53,92%.

Tak hanya emiten farmasi, saham-saham kesehatan juga termasuk emiten rumah sakit. Namun sayangnya, kondisinya lebih parah dari saham farmasi, di mana dari 11 emiten rumah sakit, hanya tiga saja yang berhasil mencatatkan kinerja positif.

Berikut pergerakan saham-saham rumah sakit sepanjang tahun ini.

Saham pengelola rumah sakit Siloam yakni PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) menjadi yang paling baik kinerja sahamnya dari posisi awal tahun hingga perdagangan kemarin, yakni meroket 70,63%.

Pergerakan harga saham di sektorhealthcaresudah lama redup, bahkan sejak awal tahun indeks sektoral kesehatan (IDXHEALTH) masih berada dalam zona koreksi lebih dari 12%, tepatnya minus 12,2%, akibat kondisi pandemiCovid-19 pada 2023 yang semakin membaik, sehingga membaiknya Covid-19 menyebabkan statusnya berubah dari pandemi menjadi endemi.

Perubahan status tersebut berdampak pada dicabutnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ketika PPKM dicabut, maka masyarakat tak lagi diwajibkan untuk memakai masker di luar ruangan, menjaga jarak, dan yang terpenting tidak diwajibkan lagi untuk melakukan testing atau vaksinasi.

Namun, dalam beberapa hari terakhir, kondisi Covid-19 kembali naik setelah hampir setahun terakhir mengalami 'nihil' kasus Covid-19.

PantauanCNBC Indonesiakemarin, kasus aktif saat ini tembus 2.886, berdasarkan laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Hingga Senin lalu, ada 243 kasus aktif yang terdeteksi di Indonesia. Menurut Kemenkes, peningkatan kasus ini sebenarnya masih terkendali dan jauh lebih rendah ketimbang masa pandemi.

Kendati demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan memperhatikan kesehatan. Peningkatan kasus diramal akan terus terjadi hingga selesai libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.

Kenaikan kasus Covid-19 akhir-akhir ini menjadi satu momentum yang positif terhadap kesadaran masyarakat agar lebih menjaga kesehatan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Polusi Udara Mengepul, 7 Saham Farmasi Malah Ngebul

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular