
Cerita Taipan Terkaya Asia Kuasai Pulau & Keruk Batu Bara RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah hartanya turun tajam awal tahun ini karena terkena skandal atas tuduhan manipulasi saham dan keuangan, kekayaan Gautam Adani mulai pulih dan saat ini menjadi orang terkaya kedua di Asia dengan harta US$ 73,2 miliar atau setara Rp 1.135 (asumsi kurs Rp 15.500/US$).
Sebelumnya, Adani bahkan pernah menjadi centi-billionaire atau orang dengan kekayaan lebih dari US$ 100 miliar. Hal itu membuat dirinya sempat menjadi orang terkaya di Asia dan peringkat keempat di dunia hanya kalah dari Elon Musk, Bernard Arnault dan Jeff Bezos.
Siapa Gautam Adani
Adani merupakan pengusaha generasi pertama dari Gujarat di wilayah barat India yang memulai bisnis perdagangan komoditas pada 1980-an, kemudian gurita bisnisnya merambah ke sektor energi, pelabuhan, bandara, transportasi, pertahanan, properti, dan keuangan selama empat dekade berikutnya.
Berbeda dengan Ambani yang kekayaannya terkonsentrasi di satu perusahaan, Adani tercatat setidaknya memiliki enam perusahaan dengan valuasi lebih dari 1 triliun rupee atau setara dengan Rp 190 triliun (kurs Rp 190/rupee), yang mana beberapa dari perusahaan tersebut mencatatkan kinerja saham yang luar biasa tahun ini.
Lima dari enam perusahaan dengan kapitalisasi raksasa tersebut harganya melonjak paling kecil 44% dan paling tinggi mencapai 190% tahun ini. Salah satu perusahaan miliknya yang mengalami peningkatan harga terbesar sejak awal tahun ini adalah perusahaan yang bergerak di industri migas. Adani Total Gas Ltd yang diperdagangkan di bursa India tercatat sejak awal tahun harga naik 62%.
Selain enam perusahaan raksasa di sektor energi dan logistik, Adani juga tahun ini telah membawa satu perusahaan baru untuk melantai di bursa India yakni Adani Wilmar, sebuah usaha patungan dengan miliarder agribisnis Singapura Kuok Khoon Hong, Wilmar International.
Adani yang lebih banyak bergerak di industri hulu sangat diuntungkan oleh reli harga komoditas yang pada akhirnya mampu mendorong kenaikan harga saham perusahaan secara signifikan sehingga kekayaannya terdongkrak secara signifikan.
Adani tercatat dalam daftar orang terkaya di India tahun 2020 dengan harta 'hanya' sebesar US$ 25,2 miliar (Rp 378 triliun), kemudian meningkat tajam menjadi US$ 75 miliar pada tahun lalu dan kini tembus US$ 111 miliar.
Gurita Bisnis Sampai Ke Indonesia
Impor batu bara termal India nyaris secara terus menerus mencetak rekor bulanan karena didorong oleh tingginya permintaan energi murah dan memaksa pemerintah PM Narendra Modi menyerukan peningkatan pembelian untuk mengatasi kekurangan bahan bakar di pembangkit listrik domestik.
Hal ini merupakan berita menggembirakan bagi Adani Enterprises, pedagang batu bara terbesar di negara itu yang pada tahun lalu pangsa pasarnya naik lebih dari dua kali lipat, menurut perusahaan data pasar CoalMint.
Bersama-sama, anak perusahaan Adani secara keseluruhan menyumbang sekitar sepertiga impor batu bara India, yang mencerminkan dominasi grup yang bisnisnya mulai berekspansi ke infrastruktur negara.
Salah satu perusahaan yang menjadi tulang punggung utama impor batu bara Adani adalah anak usaha perusahaan yang memiliki tambang batu bara di Indonesia. PT Adani Global merupakan anak usaha Adani Enterprise yang fokus di bidang tambang, logistik dan perdagangan batu bara. Situs resmi perusahaan menyebut bahwa Adani memperoleh izin usaha pertambangan (IUP) produksi pada tahun 2007.
Proyek di Indonesia ini merupakan proyek luar negeri pertama Grup Adani dalam penambangan dan operasi batu bara. Perusahaan menyebut keputusan menambang di Indonesia sejalan dengan tekad jangka panjang Adani untuk mengatasi permasalahan permintaan tinggi batu bara di India yang kekurangan energi.
Penambangan batu bara Adani dilakukan lewat PT Lamindo Inter Multikon di pulau kecil yang terletak di Kalimantan Utara yang bernama Pulau Bunyu. Data Modi dan Geoportal Minerba menyebut bahwa Lamindo memiliki IUP aktif hingga 2037 atas lahan seluas 2.414 hektar atau mencapai 12% dari total besar pulau Bunyu.
![]() Konsesi Tambang Adani di Pualau Bunyu |
Meski konsesi di pulau kecil tersebut disebut memiliki daya rusak yang kian meluas, oleh jaringan advokasi tambang, Lamindo menyebut bahwa perusahaan melakukan program pelestarian lingkungan secara berkala, walaupun masih sebatas pembersihan pantai dan penyediaan air bersih.
Lamindo juga menyebut bahwa hadinya perusahaan di Pulau Bunyu memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi setempat dan mengklaim menjadi pemberi kerja terbesar di pulau tersebut dengan serapan karyawan lebih dari 1.500 orang.
Masifnya aktivitas penambangan di konsesi yang memiliki sumber daya 269 juta ton membuat perusahaan menjadi eksportir terbesar batu bara GAR 3.000 Kcal. Data paling baru yang tersedia menyebut perusahaan memproduksi 4 juta ton batu bara pada 2017-2018 dan menargetkan produksi 5,5 juta ton pada 2018-2019.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Adani Tipu India Pakai Batu Bara RI, Libatkan Perusahaan Haji Isam