
Keputusan The Fed, Bikin Harga Minyak Melejit

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kompak dibuka lebih tinggi pada perdagangan pagi hari ini, melanjutkan kenaikan pada perdagangan sebelumnya. Hal ini perkiraaan pemotongan bunga pinjaman pada masa depan.
Harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,55% di posisi US$69,85 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka lebih tinggi atau naik 0,67% ke posisi US$74,76 per barel pada pembukaan perdagangan hari ini Kamis (14/12/2023),
Sebelumnya, Rabu (13/12/2023), harga minyak mentah WTI ditutup melonjak 1,25% di posisi US$69,47 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent ditutup melesat 1,39% ke posisi US$74,26 per barel.
Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada hari Kamis, memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya menyusul penarikan mingguan yang lebih besar dari perkiraan dari penyimpanan minyak mentah AS dan sinyal dari The Federal Reserve (The Fed) AS bahwa mereka akan mulai menurunkan suku bunga acuan pada 2024.
Diketahui Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga acuan di level 5,25%-5,50%. The Fed juga mengisyaratkan untuk memangkas suku bunga sebanyak tiga kali tahun depan.
Keputusan The Fed menahan suku bunga ini merupakan yang ketiga kalinya dalam tiga pertemuan terakhir. Keputusan juga sejalan dengan ekspektasi pasar.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman konsumen, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak. Berita tersebut juga membuat dolar melemah, sehingga harga minyak menjadi lebih murah bagi pembeli asing.
Pasar minyak menguat pada sesi terakhir perdagangan kemarin di tengah kekhawatiran mengenai keamanan pasokan minyak Timur Tengah setelah serangan kapal tanker di Laut Merah.
Sementara itu, sebuah kapal tanker di Laut Merah lepas pantai Yaman ditembaki oleh orang-orang bersenjata di sebuah speedboat dan menjadi sasaran rudal. Insiden terbaru ini mengancam jalur pelayaran setelah pasukan Houthi Yaman memperingatkan kapal-kapal tersebut untuk tidak melakukan perjalanan ke Israel.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan perusahaan-perusahaan energi menarik cadangan minyak mentah sebanyak 4,3 juta barel lebih besar dari perkiraan selama pekan yang berakhir 8 Desember karena penurunan impor.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minyak Membara Usai Penutupan Ladang Minyak Libya
