Market Commentary

IHSG Bangkit, 3 Saham Prajogo Pangestu Jadi Motornya

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Kamis, 07/12/2023 16:26 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengakhiri perdagangan Kamis (7/12/2023) hari ini di zona hijau, setelah sempat bergerak ke zona merah sepanjang perdagangan hari ini.

IHSG ditutup menguat 0,67% ke posisi 7.134,623. IHSG akhirnya berhasil ditutup di level psikologis 7.100 pada perdagangan hari ini.

Nilai transaksi IHSG pada hari ini mencapai sekitar Rp 13 triliun dengan melibatkan 26 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 177 saham terapresiasi, 377 saham terdepresiasi dan 206 saham stagnan.


Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 4,06%. Selain itu, sektor infrastruktur juga menjadi movers IHSG yakni sebesar 3,08%.

Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Chandra Asri PetrochemicalTPIA28,014.35025,00%
Barito Renewables EnergyBREN21,547.7507,64%
Barito PacificBRPT19,021.60022,14%
GoTo Gojek TokopediaGOTO6,27953,26%
Bank Rakyat Indonesia (Persero)BBRI5,855.4750,92%
Bank Negara Indonesia (Persero)BBNI1,835.2750,96%
Amman Mineral InternasionalAMMN1,696.4750,78%
Bank Central AsiaBBCA1,668.8250,28%

Sumber: Refinitiv

Tercatat tiga saham milik konglomerat Prajogo Pangestu menjadi penopang terbesar atau top movers IHSG di akhir perdagangan hari ini. Adapun ketiga saham tersebut yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang mencapai 28 indeks poin, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Sebesar 21,5 indeks poin, dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sebesar 19 indeks poin.

Selain itu, emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga menjadi movers IHSG yakni sebesar 6,3 indeks poin.

IHSG berakhir di zona merah setelah sempat bergerak cenderung volatil di sepanjang perdagangan hari ini. Selain itu, koreksinya IHSG terjadi meski sentimen pasar cenderung positif pada hari ini.

IHSG sempat terkoreksi karena terbebani oleh sentimen dari diturunkannya peringkat utang nasional China oleh Moody's. Lembaga pemeringkat berbasis di Amerika Serikat (AS) ini menurunkan 'outlook' peringkat utang A1 China menjadi "negatif" dari "stabil".

Moody's mengatakan penurunan terjadi akibat biaya untuk memberikan dana talangan (bailout) kepada pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan negara akan membebani perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut. Belum lagi rencana untuk mengendalikan krisis properti.

"Beijing kemungkinan perlu memberikan lebih banyak dukungan kepada pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan negara yang terlilit utang, yang menimbulkan risiko negatif yang luas terhadap kekuatan fiskal, ekonomi, dan kelembagaan China," menurut laporan tersebut, seperti dikutip Reuters, Rabu (6/12/2023) kemarin.

Kondisi China saat ini dan tahun depan dapat memberikan tekanan bagi Indonesia apalagi China merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia dan merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.

Sebagai catatan, real estate dan sektor terkait menyumbang lebih dari seperempat perekonomian China. Kondisi China ini berpotensi mempengaruhi ekonomi Indonesia

Selain itu, impor China yang baru saja diumumkan pagi ini juga tak terduga turun 0,6% (year-on-year/yoy) menjadi US$ 223,54 miliar pada bulan November 2023, meleset dari perkiraan pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 3,3% dan berbalik dari pertumbuhan sebesar 3,0% pada bulan sebelumnya.

Penurunan pembelian ini merupakan yang ke 10 kalinya sepanjang tahun ini, hal ini menunjukkan lemahnya permintaan domestik meskipun ada rencana luas dari pemerintah untuk memulihkan konsumsi.

Pelemahan ekonomi China ini memberikan dampak negatif bagi aktivitas ekonomi Indonesia dan pasar keuangan domestik berpotensi terkena dampak negatifnya.

Namun, IHSG berhasil bangkit, tertopang oleh sentimen perilisan data cadangan devisa (cadev) periode November 2023. Cadangan devisa naik US$ 5 miliar menjadi US$ 138,1 miliar.

"Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah," tulis BI dalam siaran pers yang dikutip CNBC Indonesia, Kamis (7/12/2023).

Diketahui, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan baru saja menarik utang baru sebesar US$ 2 miliar atau Rp 31,2 triliun (kurs Rp15.600).

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia (BI) menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata BI.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat