Dolar Kembali Jauhi Rp15.500 Gegara Data AS
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah pengumuman data jumlah lowongan kerja AS menunjukkan penurunan di bawah ekspektasi pasar.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat di angka Rp15.490/US$ atau terapresiasi 0,06%. Penguatan ini berbanding terbalik dengan pelemahan yang terjadi kemarin (5/12/2023) sebesar 0,32%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.01 WIB turun 0,1% menjadi 103,94. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Selasa (5/12/2023) yang berada di angka 104,05.
Rupiah menguat pada perdagangan hari ini (6/12/2023) pasca data ekonomi AS khususnya data ketenagakerjaan yang melandai.
Pada Selasa (5/12/2023), AS merilis data jumlah lowongan kerja yang menunjukkan penurunan sebesar 617.000 dari bulan sebelumnya menjadi 8,73 juta pada Oktober 2023, menandai level terendah sejak Maret 2021 dan berada di bawah konsensus pasar sebesar 9,3 juta.
Selama bulan tersebut, lowongan pekerjaan menurun di bidang layanan kesehatan dan bantuan sosial (-236.000), keuangan dan asuransi (-168.000), serta real estate dan persewaan (-49.000).
Di sisi lain, lowongan pekerjaan meningkat di bidang informasi (+39.000). Mengenai distribusi regional, lowongan pekerjaan turun di wilayah Selatan (-289,000), wilayah Barat Tengah (-193,000), wilayah Barat (-83,000) dan Timur Laut (-52,000).
Hal ini menandakan potensi inflasi AS yang dapat ditekan ke depan mengingat jumlah lowongan kerja yang tersedia semakin berkurang sehingga kesempatan bekerja bagi tenaga kerja semakin sedikit.
Inflasi AS yang melandai dan terus mendekati target bank sentral AS (The Fed) yakni 2% mengindikasikan bahwa suku bunga The Fed berpotensi tidak mengalami kenaikan ke depan.
Saat ini suku bunga The Fed berada di level 5,25-5,5%. Sementara survei pelaku pasar CME FedWatch menunjukkan bahwa pertemuan Desember 2023 dan Januari 2024 berpotensi The Fed menahan suku bunganya dan pasar berekspektasi cut rate akan dilakukan pada Maret 2024 sebesar 25 basis poin (bps).
Ketika suku bunga The Fed melandai, maka selisih antara BI rate dengan The Fed akan semakin jauh sehingga rupiah berpotensi semakin terapresiasi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)