Harga Bitcoin Capai Rp685 Juta, 2024 Bisa Tembus Rp1,5 M?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto bergerak variatif dalam 24 jam terakhir sementara bitcoin melonjak tinggi. Hal ini ditengarai akibat ekspektasi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) serta ETF bitcoin spot yang segera disetujui.
Merujuk dari CoinMarketCap pada Rabu (6/12/2023) pukul 6.02 WIB, pasar kripto bergerak mix. Bitcoin naik 5,76% ke US$44.239,49 atau setara Rp 685,71 juta (asumsi kurs Rp 15.500/US$) dan secara mingguan terbang 16,83%. Sebelumnya sejumlah analis memprediksi harga bitcoin dapat menembus US$ 100.000 (Rp 1,55 miliar), selain didorong optimisme ETF juga karena adanya bitcoin halving tahun depan.
Ethereum berada di zona positif 2,54% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir tumbuh 11,28%.
Cardano terapresiasi 5,01% secara harian dan secara mingguan masih naik 9,89%.
Begitu pula dengan Dogecoin yang menguat 4,6% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan masih merangkak melonjak 16,77%.
CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital naik 3,89% ke angka 1.782,12. Open interest terapresiasi 1,79% di angka US$40,46 miliar.
Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 79 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase greed/optimis dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.
Lonjakan cepat bitcoin (BTC) pada Selasa sore mengangkat harga di atas US$44.000 di beberapa bursa kripto, termasuk Coinbase, untuk pertama kalinya sejak awal April 2022 ketika kripto terbesar tersebut memperpanjang relinya didukung oleh penurunan suku bunga dan antisipasi untuk spot bitcoin dana yang diperdagangkan di bursa di AS
Dilansir dari coindesk.com, reli bitcoin didukung oleh minat investor institusional yang meningkat dan antisipasi persetujuan peraturan dalam waktu dekat untuk mencatatkan ETF BTC berbasis spot di AS, menyederhanakan akses ke aset untuk pemain tradisional, Joel Kruger, ahli strategi pasar di LMAX Group, mengatakan dalam email.
Selain semakin banyaknya bukti yang menunjukkan ETF bitcoin spot akan segera di setujui pada Januari 2024, ada hal lain yang cukup menarik perhatian yakni suku bunga AS yang diperkirakan akan dipangkas dalam waktu dekat.
Hal ini juga sudah mulai tercermin dari imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang anjlok bahkan menyentuh angka 4,17% pada 6 Desember 2023.
Penurunan besar terjadi ketika para pelaku pasar mulai memperhitungkan berakhirnya kebijakan moneter ketat bank sentral AS (The Fed) selama 18 bulan.
Dengan ekspektasi longgarnya suku bunga The Fed di tahun 2024, maka hal ini akan mengapresiasi harga bitcoin serta altcoin.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)