
IHSG Rebound, 6 Saham Ini Jadi Penyelamatnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari zona koreksi pada penutupan perdagangan Selasa (5/12/2023), di mana IHSG sempat terkoreksi karena investor cenderung wait and see menanti rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) malam hari ini.
IHSG ditutup naik 0,1% ke posisi 7.100,855, setelah sepanjang perdagangan hari ini lebih banyak terkoreksinya. IHSG pun kembali menyentuh level psikologis 7.100.
Nilai transaksi IHSG pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 13 triliun dengan melibatkan 37 miliaran saham yang ditransaksikan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 223 saham menguat, 316 saham melemah, dan 226 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor kesehatan menjadi penopang terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 2,32%
Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Chandra Asri Petrochemical | TPIA | 8,32 | 3.170 | 8,93% |
Amman Mineral Internasional | AMMN | 7,62 | 6.600 | 3,53% |
Telkom Indonesia (Persero) | TLKM | 4,72 | 3.850 | 1,05% |
Barito Pacific | BRPT | 2,29 | 1.050 | 3,45% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 2,09 | 101 | 1,00% |
Indofood Sukses Makmur | INDF | 1,35 | 6.475 | 1,97% |
Sumber: Refinitiv
Saham petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 8,3 indeks poin.
Tak hanya saham TPIA, saham Prajogo lainnya yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga menjadi movers IHSG yakni sebesar 4,7 indeks poin.
IHSG yang sempat terkoreksi karena investor cenderung melakukan aksi profit taking setelah beberapa hari menguat, meski pada perdagangan Jumat pekan lalu IHSG juga ditutup terkoreksi.
Di lain sisi, investor juga cenderung wait and see perihal data ekonomi Negeri Paman Sam yang akan dirilis malam hari ini.
Data jumlah lowongan pekerjaan Amerika Serikat periode Oktober yang diperkirakan akan turun menjadi 9,3 juta dari bulan sebelumnya 9,55 juta pada September 2023.
Hal ini masih menjadi perhatian investor mengingat jika data jumlah lowongan kerja turun tajam bahkan di bawah konsensus atau ekspektasi pasar maka bisa dikatakan bahwa data ketenagakerjaan AS masih cukup panas.
Maka dari itu, pelaku pasar masih bersikap wait and see untuk melihat data terbaru perihal jumlah lowongan kerja dengan harapan data ini akan menunjukkan bahwa kondisi AS sudah mendingin.
Jika jumlah lowongan pekerjaan yang mendingin akan semakin meningkatkan optimisme bahwa bank sentral AS (The Fed) akan dovish.
Kendati demikian, dana asing masih terus masuk ke dalam pasar keuangan domestik yang mampu menahan koreksi nilai tukar mata uang Garuda.
Data transaksi yang dirilis BI pada 27-30 November 2023, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp 15,92 triliun (beli neto Rp 10,60 triliun di pasar SBN, beli neto Rp 0,38 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 4,94 triliun di SRBI).
Hal ini jauh lebih besar atau sekitar dua kali lipat dibandingkan pekan keempat November yakni sebesar Rp 7,03 triliun atau pekan ketiga November yakni Rp 7,33 triliun. Dengan kata lain, dalam tiga pekan terakhir, net buy asing ke pasar keuangan Indonesia sekitar Rp 30 triliun.
Selain itu, dana asing yang masuk ke Indonesia pada pekan lalu menjadi yang tertinggi sepanjang 2023. Catatan terbaik sebelumnya adalah pada pekan ketiga Januari sebesar Rp 14,8 triliun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sesi 1 IHSG Parkir di Zona Hijau, Ditopang Sektor Kesehatan