Gegara 7 Saham Big Cap Ini, IHSG Ngegas & Sentuh 7.100-an
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat hingga 1% pada perdagangan sesi I Senin (4/12/2023), di tengah makin membaiknya sentimen pasar global dan adanya fenomena window dressing yang turut memperkuat IHSG.
HIngga pukul 12:00 WIB, IHSG melesat 1,01% ke posisi 7.131,311. IHSG berhasil menyentuh level psikologis 7.100 pada sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitaran Rp 6,7 triliun dengan melibatkan 18 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 875.694 kali. Sebanyak 284 saham naik, 261 saham turun, dan 202 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor teknologi menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni hingga mencapai 4,83%. Selain teknologi, sektor bahan baku juga menjadi movers IHSG di sesi I yakni sebesar 1,42%.
Di lain sisi, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG. Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | 20,69 | 5.525 | 3,27% |
Amman Mineral Internasional | AMMN | 16,19 | 6.375 | 8.05% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | 9,17 | 6.000 | 1,69% |
DCI Indonesia | DCII | 8,86 | 48.075 | 19,96% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 6,28 | 112 | 2,75% |
Bank Central Asia | BBCA | 3,44 | 9.000 | 0,56% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 3,13 | 2.700 | 4,25% |
Sumber: Refinitiv
Saham perbankan berkapitalisasi pasar terbesar ketiga di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 20,7 indeks poin.
Selain itu, sejalan dengan sektor teknologi yang menjadi movers IHSG, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga menjadi movers IHSG di sesi I hari ini, masing-masing sebesar 8,9 indeks poin dan 6,3 indeks poin.
IHSG kembali bergairah di tengah makin membaiknya data ekonomi global, mulai dari inflasi negara maju yang mereda yang berakhir dengan ekspektasi penurunan suku bunga acuan global.
Selain itu, IHSG yang kembali menguat dan berhasil menyentuh level psikologis 7.100 terjadi karena masih derasnya aliran dana investor asing yang masuk ke dalam pasar keuangan RI.
Hingga Jumat pekan lalu, berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), asing mencatat pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 214,05 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 90,55 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 123.,51 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Sementara itu menurut Bank Indonesia (BI) pada transaksi periode 27-30 November, menunjukkan investor asing net buy sebesar Rp 15,92 triliun. Pembelian di pasar saham mencapai Rp 4,94 triliun sementara di pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 10,6 triliun.
Inflow tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang 2023. Catatan terbaik sebelumnya adalah pada pekan ketiga Januari sebesar Rp 14,8 triliun. Inflow pada pekan lalu juga melanjutkan tren positif di mana net buy asing sudah berlangsung selama tiga pekan berturut-turut.
Dana asing mengalir deras setelah pasar semakin optimis jika bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) akan melunak. Perangkat CME FedWatch menunjukkan 97,1% pelaku pasar melihat The Fed masih akan menahan suku bunga pada Desember mendatang. Artinya, hingga akhir tahun suku bunga masih berada di level 5,25-5,50%.
Pelaku pasar bahkan memproyeksi The Fed akan segera memangkas suku bunga pada Maret 2024.Keyakinan ini muncul setelah inflasi AS dan data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS melandai. Kedua faktor ini menjadi pertimbangan penting The Fed dalam menentukan kebijakan.
Inflasi AS melandai ke 3,2% (year-on-year/yoy) pada Oktober 2023, dari 3,7% (yoy) pada September 2023. Sementara, PCE Oktober 2023 tercatat stagnan 0% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 3% secara tahunan (yoy). Angka ini lebih rendah dari posisi September lalu yang sebesar 0,4% (mtm) dan 3,4% (yoy).
Angka PCE Oktober juga lebih rendah dari konsensus pasar dalamTrading Economics yang memperkirakan naik 0,2% (mtm) dan 3,1% (yoy).
Adapun inflasi PCE inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi, naik 0,2% (mtm) dan 3,5% (yoy) pada bulan ini. Kedua angka tersebut selaras dengan konsensus Dow Jones.
Selain itu, sentimen window dressing juga ikut membuat kinerja IHSG bertahan naik. Dalam sebulan IHSG tercatat naik 3,7% dan sejak awal tahun telah menguat 4,13%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)