Market Commentary

IHSG Balik Arah Jadi Tersungkur, 7 Saham Ini Biang Keroknya

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Jumat, 01/12/2023 13:36 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Jumat (1/12/2023), di tengah masih lesunya bursa saham Asia-Pasifik pada hari ini.

Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG melemah 0,44% ke posisi 7.049,552. Meski terkoreksi, tetapi IHSG masih dapat bertahan di level psikologis 7.000.

Nilai transaksi IHSG sudah mencapai sekitar Rp 7 triliun dengan melibatkan 17 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 733.130 kali. Sebanyak 204 saham terapresiasi, 324 saham terdepresiasi dan 209 saham stagnan.


Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi pemberat terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 3,16%. Selain itu, sektor kesehatan juga menjadi laggard IHSG yakni sebesar 2,06%.

Selain itu, beberapa saham juga memperberat (laggard) IHSG pada sesi I hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Amman Mineral InternasionalAMMN-42,895.925-17,71%
Indofood CBP Sukses MakmurICBP-5,0510.675-7,58%
Bank Central AsiaBBCA-3,478.925-0,56%
Indocement Tunggal PrakasaINTP-2,299.600-5,88%
Adaro Energy IndonesiaADRO-2,212.560-2,29%
Charoen Pokphand IndonesiaCPIN-2,035.075-2,40%
Barito Renewables EnergyBREN-1,956.825-0,73%

Sumber: Refinitiv

Emiten pertambangan tembaga Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi pemberat terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 42,9 indeks poin.

IHSG kembali melemah setelah perdagangan kemarin berhasil menghijau. Pelemahan indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut terjadi seiring masih lesunya bursa saham Asia-Pasifik pada hari ini.

Per pukul 12:40 WIB, hanya indeks Straits Times Singapura yang terpantau menguat pada hari ini, yakni sebesar 0,34%.

Sedangkan sisanya kembali melemah. Indeks Nikkei 225 Jepang turun tipis 0,05%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,3%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,1%, ASX 200 Australia terpangkas 0,2%, dan KOSPI Korea Selatan ambles 1,01%.

Koreksi IHSG juga terjadi setelah data inflasi dan PMI manufaktur terbaru dalam negeri dirilis.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi November 2023 mencapai 0,38% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 2,86% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Inflasi bulanan ini naik jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,17% (yoy), alias naik cukup signifikan. Inflasi ini juga lebih tinggi jika dibandingkan November 2022.

"Kelompok pengeluaran penyebab inflasi bulanan terbesar November 2023 adalah makanan, minuman dan tembakau yaitu 1,23% dengan andil inflasi 0,32%," ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud dalam rilis BRS, Jumat (1/12/2023).

Menurut wilayah secara umum, dari 90 kota IHK, terdapat 79 kota mengalami inflasi. Adapun, 36 kota di antaranya lebih tinggi inflasinya dari tingkat. Kemudian, BPS mencatat 11 kota lainnya deflasi.

Inflasi ini lebih tinggi dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi. Konsensus memperkirakan inflasi November 2023 akan mencapai 0,24% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm).

Hasil polling CNBC Indonesia ini juga memperkirakan inflasi tahunan akan berada di angka 2,72% pada November lalu. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 1,92%.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyampaikan kekhawatirannya mengenai tingginya inflasi global serta masih tingginya risiko inflasi pangan ke depan. Jokowi pun meminta semua pemangku jabatan dan kepentingan untuk terus bersinergi meredam lonjakan inflasi dan dampaknya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat