Bos BCA Ungkap Strategi Himpun Tabungan & Penyebab DPK Lesu

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
29 November 2023 19:30
Ilustrasi bank BCA. (REUTERS/Willy Kurniawan/File Photo)
Foto: Ilustrasi bank BCA. (REUTERS/Willy Kurniawan/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan dana murah atau current account saving account (CASA) PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melampaui industri perbankan Indonesia. BCA mampu mencatatkan pertumbuhan CASA sebesar 2,6% sepanjang tahun ini atau year to date (ytd) pada September.

Berbeda dengan industri perbankan yang turun -2,6% ytd per September. Demikian juga dengan kredit BCA yang naik 12,3% ytd, sedangkan industri hanya tumbuh 8,7%.

Direktur BCA Vera Eve Lim menjelaskan bahwa pertumbuhan kedua hal tersebut dilakukan dengan secara berkelanjutan. Ia menyebut ada lima channel dalam melayani nasabah. Yakni, mobile banking, internet banking, EDC, ATM, dan cabang termasuk contact centre.

"Nah, ini kah melengkapi kebutuhan dari nasabah CASA sehingga untuk terus memperkuat pertumbuhan ini investasi di channel ini nggak pernah selesai. Kedua, layanan kami di cabang dan sebagainya juga harus selalu yang kalau boleh dikata tetep prima. Karena layanan itulah yang nasabah rasakan sendiri," ujarnya pada Public Expose Live BEI, Rabu (29/11/2023).

Di samping itu, Vera mengatakan BCA terus menumbuhkan nasabah baru, dan ini sangat penting. Ia mengungkapkan nasabah baru tahun ini tumbuh 17% dan jumlah rekening mendekati 39 juta pada September 2023. Ia berharap pada akhir tahun rekening bisa tembus angka 40 juta.

Menurutnya, pertumbuhan itu tercapai karena customer service dan customer experience yang prima.

Sementara itu, untuk perlambatan dana pihak ketiga (DPK) industri, BCA memandang penyebabnya adalah harga fenomena harga komoditas yang menurun.

"Ini pasti juga pengaruhi CASA. Jadi, inilah mempengaruhi juga pertumbuhan kredit. Jadi tahun ini memang ada fenomena harga komoditas menurun. Dibanding tahun lalu. Kita harapkan tahun depan ini ada harganya lebih normal dibandingkan tahun ini," jelas Vera.

Ia mengestimasikan pertumbuhan DPK industri tahun depan akan membaik.

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan DPK perbankan hanya 3,43% yoy per Oktober 2023. Bila dibandingkan dengan bulan lalu, pertumbuhan DPK perbankan menyusut jauh.

BI melaporkan DPK naik 6,54% yoy per September 2023. Angka ini tidak jauh berbeda dengan bulan sebelumnya, yakni 6,24% yoy.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kredit BCA Tumbuh 12,3% Jadi Rp 766 T Hingga September 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular