Bank Digital Menjamur, Bos Amar Bank Ungkap Senjata Utama

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Rabu, 29/11/2023 08:25 WIB
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring dengan semakin canggihnya teknologi, digitalisasi pun sangat masif menyentuh industri perbankan.

Presiden Direktur bank digital PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) Vishal Tulsian memandang tren ini akan terus berlanjut dan pada akhirnya semua bank akan bertarung di ruang digital.

Maka dari itu, menurutnya ada dua hal yang akan membedakan suatu bank di tengah maraknya perbankan digital. Pertama, adalah bank yang menghadirkan fitur tradisional perbankan secara digital.


Selanjutnya, kata Vishal, yang bisa merespons kebutuhan nasabah, menyediakan solusi inovatif untuk kebutuhan nasabah.

"Jadi semuanya akan serba digital. Namun, hanya sedikit bank yang menyediakan solusi pelanggan inovatif dan itulah kami. Jadi itulah keunggulan kompetitif kami," ujar Vishal di Kantor Amar Bank, Selasa (28/11/2023).

Untuk menghadapi persaingan di perbankan digital, Bos Amar Bank itu menyebut pihaknya berupaya untuk memahami keluhan dari nasabah dan berinovasi dalam menyediakan jawabannya.

Seperti layanan berbasis kecerdasan buatan (AI) milik bank, yakni Tunaiku dan Brankas.

Sebagai informasi, Tunaiku adalah platform pinjaman berbasis aplikasi pertama di Indonesia yang memanfaatkan big data dan analitik prediktif untuk melayani populasi yang tidak memiliki rekening bank dan kurang terlayani di Indonesia.

Tunaiku menjadi produk unggulan Amar Bank dengan memberikan pinjaman pribadi kepada individu dan UMKM. Ditambah lagi, aplikasi diproses dan disetujui dalam waktu 24 jam.

Sementara itu, Brankas adalah fitur tabungan dengan proteksi berlapis yang bakal bantu jaga tabungan nasabah dari kejahatan pencurian uang dilengkapi dengan teknologi panggilan video supaya nasabah Amar Bank bisa menabung dengan aman.

Berbeda dengan perbankan digital lainnya, Bank Amar tidak akan membentuk ekosistem digital. Seperti diketahui, banyak perbankan digital yang membuat ekosistem digital dengan e-commerce.

Vishal memandang, kecanggihan teknologi seharusnya memberikan efisiensi pada perbankan. Dalam hal ini, teknologi memberikan nilai tambah ketimbang membentuk ekosistem. Ia menyebut hal ini dapat terlihat dari data angka Amar Bank.

"Kebetulan hari ini, jumlah nasabah kami telah tembus 1 juta. Sedangkan disbursement tembus Rp10 triliun. Jadi itulah yang telah kami lakukan. Tetapi apakah saya akan menggunakan kata ekosistem saja atau tidak? Tidak. Menurut saya, kami memberikan nilai tambah kepada nasabah. Dan itulah yang membuat kami untung dan kami semakin untung," ujar Vishal.

Sementara itu, segmen masyarakat yang disasar adalah UMKM yang tersebar di Jabodetabek.

Sebagai informasi, AMAR mencatatkan laba bersih Rp 162,17 miliar pada kuartal III-2023, berbalik dari kondisi rugi pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp 172,86 miliar.

Pada fungsi intermediasi, kredit yang tersalurkan sebesar Rp2,47 triliun hingga periode sembilan bulan 2023, tumbuh 15,42% secara tahunan (yoy).


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bankir Putar Otak Genjot Kredit Saat Daya Beli & Ekonomi Lesu