Dana Asing Mulai Banjiri RI, Pengamat: Awas Hot Money

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
29 November 2023 06:55
Kondisi papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/2/2018). IHSG hari ini bergerak negatif karena respon sentimen anjloknya bursa saham Amerika hingga 4,15%. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana asing mulai membanjiri Indonesia pada akhir November ini. Sejumlah ekonom menilai aliran dana yang masuk ini hanya bersifat jangka pendek.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan dana asing mulai masuk ke RI sejalan dengan optimisme pasar melihat data perkembangan inflasi Amerika Serikat yang turun ke level 3,2%. Data inflasi AS Oktober itu, kata dia, membuat pelaku pasar yakin bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate pada Desember 2023 ini.

"Kalau melihat yang sekarang memang yang berubah dari situasi sebelum data inflasi keluar adalah ekspektasi pasar terhadap suku bunga acuan di AS itu sudah mencapai puncaknya (di level 5,25%-5,5-%)," kata dia saat dihubungi, Selasa (28/11/2023).

Andry mengatakan optimisme investor terhadap melunaknya kebijakan The Fed itu terekam dari konsensus yang menyebutkan bahwa 97% pelaku pasar yakin The Fed akan kembali menahan suku bunganya di Desember. Sinyal akan melunaknya kebijakan The Fed inilah yang kemudian ditangkap pelaku pasar dengan bersikap agresif masuk ke pasar negara berkembang.

"Dengan kondisi seperti itu, mereka sudah mulai risk on, mulai hitung-hitungan untuk masuk ke emerging market, termasuk Indonesia," ungkap Andry. 

Sebelumnya, besarnya arus masuk dana asing ke dalam negeri tercatat lewat data Bank Indonesia. Merujuk data transaksi 20-23 November yang dirilis BI, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat melakukan beli netto sebanyak Rp 7,03 triliun. Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor asing mencatat beli neto sebesar Rp1,59 triliun sementara di pasar saham tercatat beli neto Rp 0,30 triliun dan beli neto Rp5,13 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Inflow pekan lalu melanjutkan tren positif pada pekan sebelumnya (13 - 16 November 2023) yang menembus Rp 7,33 triliun dengan didominasi oleh SRBI sebesar Rp3,97 triliun dan diikuti oleh beli neto di pasar SBN sebesar Rp2,49 triliun.

Andry mengatakan aliran dana asing paling banyak masuk ke dalam instrumen portofolio. Artinya, banjir dana asing yang saat ini terjadi hanya bersifat jangka pendek.

"Kalau kita lihat instrumennya masih masuk yang jangka pendek, jadi kita tetap perlu waspada karena sewaktu-waktu bisa aja ada risiko untuk berbalik," tegas Andry.

Senada, Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menilai investor asing kembali melirik pasar Indonesia karena kinerja ekonomi dalam negeri yang ciamik. Data transaksi berjalan RI kuartal III, kata dia, mengalami perbaikan dibandingkan pada kuartal II 2023. Selain itu, imbal hasil SBN juga masih relatif tinggi dan banyak saham murah di Indonesia.

"Mereka mengkalkulasikan risiko di Indonesia rendah, namun peluang return-nya tinggi," ujar Piter.

Piter menduga banji aliran dana luar negeri ini tidak akan bertahan lama. Dia mengatakan dana tersebut akan segera berbalik arah, apabila melihat indikator-indikator ekonomi yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar. "Hot money itu memang karakteristiknya keluar masuk," kata dia.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suku Bunga The Fed Diramal Turun Juni 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular