
Bos Wijaya Karya (WIKA) Bocorin Strateginya Lunasi Utang

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten BUMN Karya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membeberkan strateginya dalam melunasi utang perusahaan. Manajemen mengatakan, ada beberapa cara yang disiapkan perseroan dalam mengatasi utang.
"Jadi memang ada beberapa yg kami lakukan, transformasi bisnis untuk memastikan perusahaan akan lebih tidak lagi terjebak di gelombang yg sama. Kita melakukan negosiasi dengan target untuk tetap mendapatkan keuntungan dari teman-teman perbankan karena sesuai dengan model bisnis perusahaan konstruksi," ujar Adityo Kusumo, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dalam acara publix expose live Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/11/2023).
Pihaknya mengatakan, strategi tersebut tentunya akan sangat bergantung kepada perbankan dengan adanya garansi, seperti proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN) misalnya, bagaimana mempersiapkan pembiayaan jangka panjang, dan perusahaan akan mencicil utang-utang tersebut.
"Kredit perusahaan jadi ini memang kombinasi bagaimana kita mentransformasi, kolaborasi dan divestasi ke depannya," ungkap Adityo.
Sebelumnya, dalam upaya melakukan restrukturisasi untuk penyehatan kondisi keuangan, manajemen mengaku akan melakukan 8 metode. Hal itu telah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
"Dalam rencana restrukturisasi, perseroan mengusulkan 8 metode penyehatan keuangan sebagai metode restrukturisasi yang akan dilakukan," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/10).
Metode restrukturisasi tersebut di antaranya, pertama adalah restrukturisasi keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan keringanan pembayaran pokok dan/atau bunga dalam rangka mengurangi tekanan kas jangka pendek sampai menengah melalui penandatanganan perjanjian restrukturisasi dengan seluruh kreditur perseroan termasuk dokumen jaminan apabila diperlukan.
Kedua, perbaikan tata kelola dan manajemen risiko dengan cara memperbaiki prosedur dan model operasi untuk memastikan adanya proses check & balance dalam setiap aktivitas.
Ketiga, percepatan penagihan piutang bermasalah dengan pembentukan unit khusus penagihan piutang dan menjalankan proses klaim baik melalui negosiasi bilateral, mediasi lembaga yang berwenang maupun litigasi melalui pengadilan dan/atau badan arbitrase domestik maupun internasional.
Keempat, melalui asset recycling atau divestasi atas aset-aset non-core Perseroan dalam rangka mendapatkan dana tunai untuk perkuatan permodalan Perseroan.
Kelima, perbaikan portofolio order book dengan berfokus kepada proyek-proyek yang memiliki pembayaran monthly progress dengan tujuan mengurangi defisit kas dan kebutuhan modal kerja
Keenam, menurunkan operating expense sebesar minimal 25% secara jangka panjang jika dibandingkan tanpa inisiatif.
Ketujuh, melalui restrukturisasi dan/atau penurunan pinjaman supply chain financing sebagai bagian dari restrukturisasi pinjaman perbankan dan/atau lembaga keuangan secara keseluruhan.
Terakhir, penguatan struktur permodalan melalui rights issue atau penerbitan saham baru melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
(Zefanya Aprilia/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Saham Wijaya Karya (WIKA) Melesat 77,3% Seminggu, Bos Buka Suara