Tekanan Ini Buat Kripto Merah, Bitcoin Cs Berbalik Arah?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto bergerak melemah dalam 24 jam terakhir pada saat pemberitaan ETF bitcoin spot sedikit pudar serta tekanan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang berpotensi dinaikkan.
Merujuk dari CoinMarketCap pada Senin (27/11/2023) pukul 07.26 WIB, pasar kripto cenderung melemah. Bitcoin turun 0,75% ke US$37.499,26 meskipun secara mingguan masih menguat 0,69%.
Ethereum berada di zona negatif 0,72% dalam 24 jam terakhir meskipun dalam tujuh hari terakhir naik 3,12%. BNB turun 0,78% secara harian dan secara mingguan ambles 5,71%.
Begitu pula dengan Solana yang terdepresiasi 1,93% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan ambruk 5,22%.
CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 0,85% ke angka 1.554,81. Open interest terdepresiasi 0,24% di angka US$34,44 miliar.
Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 71 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase greed/optimis dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.
Dilansir dari newsbtc.com, terpantau kesulitan penambangan bitcoin kembali meningkat pada tahun 2023, membawa metrik ke titik tertinggi baru sepanjang masa. "Kesulitan" bitcoin adalah aspek penting dari jaringan yang mengontrol kecepatan penambahan blok baru ke blockchain pada waktu tertentu.
Menurut data dari BTC Blockchain Explorer, jaringan Bitcoin mengalami penyesuaian yang signifikan pada ketinggian blok 818.496. Hal ini menyebabkan tingkat kesulitan blockchain melonjak sebesar 5,07%, mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa sebesar 67,96 T.
Kesulitan penambangan adalah fitur penting yang mengukur berapa banyak daya yang diperlukan untuk memverifikasi blok transaksi pada blockchain bitcoin.
Peningkatan nilai kesulitan penambangan menunjukkan permintaan yang lebih tinggi untuk jaringan bitcoin, sementara nilai kesulitan yang lebih rendah menyiratkan bahwa terdapat lebih sedikit penambang di jaringan tersebut.
Alhasil beberapa waktu terakhir, pasar kripto cukup bergairah, namun berbeda halnya dalam 24 jam terakhir yang justru mengalami penurunan.
Salah satu alasan merujuk pada nasdaq.com, yakni kurangnya pemberitaan perihal ETF bitcoin spot yang harus menunggu hingga Januari 2024.
Untuk diketahui, investor berekspektasi bahwa Securities Exchange & Commission (SEC) menyetujui ETF bitcoin spot secara bertahap untuk menghindari investor menuduh SEC berperan sebagai raja (kingmaker).
Di sisi lain, bank sentral AS (The Fed) yang berpotensi menaikkan suku bunganya pada Januari 2024 pun memberikan tekanan bagi risk asset salah satunya kripto.
Menurut perangkat CME Fedwatch, 10,9% pelaku pasar meyakini The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,5-5,75%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)