
Pepet 7.000, IHSG Lompat 1% Lebih Jelang Rilis Suku Bunga BI

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil berbalik arah ke zona penguatan pada perdagangan sesi I Kamis (23/11/2023), setelah sempat terkoreksi selama dua hari beruntun dan penguatan IHSG terjadi jelang keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI).
Per pukul 10:39 WIB, IHSG melesat 1,16% ke posisi 6.987,299. Meski IHSG berhasil melesat, tetapi IHSG masih belum mampu untuk menyentuh kembali level psikologis 7.000.
Nilai transaksi indeks sudah mencapai sekitaran Rp 3,9 triliun dengan melibatkan 12 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 541.808 kali. Sebanyak 265 saham naik, 223 saham turun, dan 211 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor infrastruktur kembali menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 5,66%.
IHSG berhasil melesat setelah selama dua hari sebelumnya sempat terkoreksi. IHSG yang menguat terjadi mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin yang kembali menghijau jelang libur Thanksgiving.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,53%, S&P 500 bertambah 0,41%, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,46%.
Namun, ada kabar kurang menggembirakan di mana data klaim pengangguran AS kembali turun, menandakan bahwa data tenaga kerja kembali panas.
Data klaim pengangguran awal mengalami pelandaian dibandingkan periode sebelumnya. Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun 24.000 menjadi 209.000 pada pekan yang berakhir tanggal 18 November, turun tajam dari angka tertinggi dalam tiga bulan pada minggu sebelumnya dan jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 225.000.
Sementara itu, klaim lanjutan turun sebesar 22.000 menjadi 1.840.000 pada minggu sebelumnya, mundur dari angka tertinggi dalam dua tahun pada laporan sebelumnya.
Hasil ini menunjukkan bahwa perlambatan pasar tenaga kerja belum sepenuhnya terwujud, sehingga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mempunyai fleksibilitas untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat yang cukup tinggi.
Meski begitu, melandainya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) turut menopang Wall Street kemarin.
YieldTreasury tenor 10 tahun melandai ke 4,37% pada perdagangan kemarin, posisi terendahnya sejak 22 September lalu.
Di lain sisi, IHSG menguat menjelang pengumuman keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada siang hari ini. BI diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya di level 6%.
Namun, konsensus pasar dalam polling CNBC Indonesia cenderung beragam. Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 instansi/lembaga memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 6,00%. Sedangkan sisanya justru memprediksi BI akan kembali menaikkan suku bunga acuannya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sesi 1 IHSG Parkir di Zona Hijau, Ditopang Sektor Kesehatan