
Data Ekonomi Indonesia Defisit, Rupiah Tahan Banting

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah defisitnya data transaksi berjalan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), serta transaksi finansial Indonesia yang dirilis Bank Indonesia (BI).
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dittup menguat tipis di angka Rp15.435/US$ atau terapresiasi 0,03% dan merupakan posisi terkuat sejak 25 September 2023 atau hampir dua bulan terakhir. Penguatan ini juga melanjutkan kenaikan di hari sebelumnya yang juga terapresiasi sebesar 0,32%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.02 WIB kembali turun 0,13% menjadi 103,30. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Senin (20/11/2023) yang berada di angka 103,43.
Pada hari ini (21/11/2023), BI telah merilis data transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang keduanya menunjukkan defisit pada kuartal III-2023. Artinya kondisi ini melanjutkan tren defisit yang juga terjadi pada kuartal II-2023.
Transaksi berjalan pada kuartal III-2023 mengalami defisit US$900 juta atau 0,2% dari PDB. Bank sentral mengklaim defisit ini jauh menurun dibandingkan dengan defisit US$ 2,2 miliar atau 0,6% dari PDB pada triwulan sebelumnya.
Sedangkan NPI pada kuartal III-2023 mencatat defisit US$1,5 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar US$7,4 miliar. Penurunan ini ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang membaik.
Transaksi modal dan finansial pada kuartal III-2023 mencatat defisit US$300 juta miliar (0,1% dari PDB), jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit US$4,8 miliar (1,4% dari PDB) pada triwulan sebelumnya.
Defisitnya data-data tersebut memberikan tekanan pada mata uang Garuda karena investor asing melihat bahwa kondisi perekonomian Indonesia sedang kurang baik.
Kendati demikian, namun Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menegaskan Bank Indonesia menilai kinerja NPI kuartal III-2023 yang baik mampu terus menopang ketahanan eksternal Indonesia.
"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," paparnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Transaksi Berjalan Defisit 0,5%, BI Jamin Rupiah Aman!