Menanti Neraca Pembayaran RI, Gimana Nasib Rupiah Hari Ini?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
21 November 2023 08:19
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah terpantau semakin kuat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) beberapa hari ini akibat melandainya inflasi AS dan prospek bank sentral AS yang akan melunak. Pada hari ini, Selasa (21/11/2023) pergerakan rupiah bakal dipengaruhi rilis neraca pembayaran Indonesia, apakah penguatan rupiiah akan berlanjut? 

Melansir dari Refinitiv, pada perdagangan yang berakhir Senin  (20/11/2023)0 rupiah ditutup menguat di angka Rp 15.440/US$ atau terapresiasi 0,32% dan merupakan posisi terkuat sejak 25 September 2023. Penguatan ini juga melanjutkan kenaikan di hari sebelumnya yang juga terapresiasi sebesar 0,32%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14.55 WIB turun 0,21% menjadi 103,69. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (17/11/2023) yang berada di angka 103,91.

Rupiah menguat seiring dengan dana investor asing yang kembali mengalir ke pasar keuangan domestik. Tercatat asing beli neto Rp7,33 triliun (beli neto Rp2,49 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,87 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp3,97 triliun di SRBI). Hal ini berkebalikan dengan data transaksi 6-9 November 2023, dimana net sell asing sebesar Rp1,27 triliun. Mereka keluar dari pasar domestik baik di pasar SBN maupun di pasar saham.

Catatan net buy sebesar Rp7,33 triliun pada pekan ini adalah yang tertinggi sejak pekan pertama Mei 2023 atau lebih dari enam bulan terakhir.

Di samping itu, optimisme pasar perihal suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan akan ditahan pada Desember 2023 menjadi salah satu faktor terjadinya apresiasi pada mata uang Garuda.

Inflasi AS yang semakin terkendali pada Oktober memungkinkan siklus kenaikan suku bunga mungkin akan segera berakhir. Sikap The Fed yang mulai melunak turut menjadi sentimen penguatan rupiah

Pada hari ini rupiah bakal dipengaruhi oleh rilis neraca pembayaran dan transaksi berjalan kuartal III-2023 oleh Bank Indonesia (BI). Kedua data ini akan menggambarkan kondisi ekonomi Indonesia dari kekuatan ekspor, pasokan dolar, serta investasi langsung dan investasi portofolio yang mencerminkan minat investor asing dalam menanamkan modal di Indonesia.

Publik juga menunggu apakah Indonesia masih akan mencatat twin deficit pada kuartal III-2023 setelah membukukan twin deficit pada transaksi berjalan dan finansial pada kuartal II-2023.


Seperti diketahui, transaksi berjalan tercatat defisit sebesar US$1,9 miliar atau 0,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2023. Defisit ini adalah yang pertama sejak kuartal II-2021. Defisit tersebut diperburuk dengan rapor merah di neraca transaksi finansial yang membukukan defisit sebesar US$ 4,97 miliar, berbanding terbalik dengan surplus US$ 3,68 pada kuartal sebelumnya.

Kemudian hari ini juga akan rilis Upah Minimum Provinsi (UMP)DKI Jakarta untuk 2024. Kenaikan UMP Jakarta menjadi barometer nasional karena menjadi pusat bisnis sekaligus yang pertama di Indonesia. Sebagai catatan, UMP Jakarta pada 2023 sebesar sebesar 7% ke angka Rp 4.901.798.

Sebelumnya, pada Jumat (17/11/2023) Pemprov DKI Jakarta menggelar sidang Dewan Pengupahan untuk menentukan nilai UMP DKI Jakarta 2024. Sidang yang berlangsung selama kurang lebih 4,5 jam, mulai dari pukul 14.00-18.30 WIB itu tidak langsung menemukan satu kesepahaman, bahkan dikatakan alot. Anggota Dewan Pengupahan Provinsi DKI Jakarta unsur Pemerintah mengusulkan besaran nilai UMP DKI Jakarta Tahun 2024 sebesar Rp5.067.381.

Teknikal Rupiah 

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah terpantau dalam tren penguatan yang kokoh, bahkan posisi saat ini merupakan yang terkuat sejak 25 September 2023. Kini posisi level psikologi Rp15.400/US$ menjadi support atau target penguatan terdekat yang potensi diuji, jika ini tertembus support selanjutnya yang bisa dicermati pada posisi Rp15.360/US$, posisi ini didapatkan dari garis horizontal berdasarkan low 16 September 2023. 

Kendati demikian, ada juga resistance yang perlu diantisipasi pelaku pasar apabila ada pembalikan arah melemah dari rupiah yakni di level psikologis Rp15.500/US$, posisi ini juga bertepatan dengan garis rata-rata selama 50 jam atau moving average 50 (MA50).

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular