Ekonomi AS Melandai, Begini Prediksi Analis Soal Kripto

rev, CNBC Indonesia
20 November 2023 09:40
FILE PHOTO: Bitcoin (virtual currency) coins placed on Dollar banknotes, next to computer keyboard, are seen in this illustration picture, November 6, 2017.  REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto didominasi menguat dalam 24 jam terakhir pasca data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelandaian hingga suku bunga yang tampak tidak akan dinaikkan lagi.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Senin (20/11/2023) pukul 06.35 WIB, pasar kripto mayoritas mengalami apresiasi. Bitcoin naik 2,41% ke US$37.455,53 dan secara mingguan juga menguat 1,27%.

Ethereum berada di zona positif 2,21% dalam 24 jam terakhir meskipun dalam tujuh hari terakhir turun 1,53%.

XRP terapresiasi 2,83% secara harian meskipun secara mingguan masih terdepresiasi 4,89%.

Begitu pula dengan Solana yang terbang 5,73% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan masih melonjak tinggi 10,34%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital naik 2,27% ke angka 1.541,74. Open interest terapresiasi 3,31% di angka US$33,56 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 72 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase greed/optimis dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Menurut analis kripto populer, Titan of Crypto, harga BTC semakin mendekati target US$50.000 setiap hari. Analis tidak khawatir tentang kemunduran harga ke level retracement Fib yang penting sebelum halving.

Bitcoin menghadapi resistensi yang kuat menuju level US$40.000.

Ia kesulitan untuk menembus kisaran ini dalam beberapa hari terakhir karena aksi ambil untung yang terburu-buru. Ini adalah nilai jual yang baik bagi investor yang memanfaatkan penurunan ini. Selain itu, ini menghadirkan titik biaya yang bagus bagi mereka yang membeli selama pasar bullish tahun 2021.

Dalam evaluasinya baru-baru ini, Titan of Crypto dengan yakin menyatakan bahwa sebelum halving, US$39.000 akan berubah menjadi level support. Pada saat penulisan, harga Bitcoin berada di US$36.500, tidak jauh dari level yang disebutkan. Satu-satunya masalah adalah volume yang tertahan di kisaran US$50 miliar dan kesulitan menarik investor baru.

Optimisme tersebut hadir pasca data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kembali melandai dari sisi inflasi konsumen (CPI) maupun inflasi produsen (PPI).

Inflasi AS dari sisi konsumen (CPI) melandai ke 3,2% (year on year/yoy) pada Oktober 2023, lebih rendah dibandingkan 3,7% (yoy) pada September serta di bawah ekspektasi pasar (3,3%). Ini adalah kali pertama inflasi AS melandai dalam empat bulan terakhir.

Sementara inflasi AS dari sisi produsen (PPI) juga melandai menjadi 1,3% yoy atau lebih rendah dibandingkan periode September yang berada di angka 2,2% yoy. Kontraksi ini adalah yang pertama sejak Mei dan terbesar sejak April 2020.

Dari hasil tersebut, para pedagang menghapus spekulasi bahwa bank sentral AS (The Fed) akan menaikkan biaya pinjaman lebih lanjut dan beralih ke penurunan suku bunga. Dolar AS dan imbal hasil US Treasury pun turun tajam dan risk asset seperti kripto menjadi atraktif bagi investor.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kekhawatiran Gonjang Ganjing 2025 Masih Ada, Pasar Kripto Memerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular