
Rupiah Masih Perkasa, Dolar Tembus ke Rp 15.410

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah langsung menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian investor menunggu data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu dini hari waktu Indonesia.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ada di posisi Rp15.410/US$ atau terapresiasi 0,19% pada pukul 09:14 WIB. Penguatan ini memperpanjang tren positif rupiah yang juga menguat pada perdagangan Senin (20/11/2023)di mana mata uang Garuda menguat 0,32% dan merupakan posisi terkuat sejak 25 September 2023. Penguatan ini juga melanjutkan kenaikan di hari sebelumnya yang juga terapresiasi sebesar 0,32%.
Hari ini, Bank Indonesia akan mengumumkan data NPI dan transaksi berjalan kuartal III-2023. Kedua data ini akan menggambarkan kondisi ekonomi Indonesia dari kekuatan ekspor, pasokan dolar, serta investasi langsung dan investasi portofolio yang mencerminkan minat investor asing dalam menanamkan modal di Indonesia.
Publik juga menunggu apakah Indonesia masih akan mencatat twin deficit pada kuartal III-2023 setelah membukukan twin deficit pada transaksi berjalan dan finansial pada kuartal II-2023.
Seperti diketahui, transaksi berjalan tercatat defisit sebesar US$1,9 miliar atau 0,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2023. Defisit ini adalah yang pertama sejak kuartal II-2021.
Defisit tersebut diperburuk dengan rapor merah di neraca transaksi finansial yang membukukan defisit sebesar US$ 4,97 miliar, berbanding terbalik dengan surplus US$ 3,68 pada kuartal sebelumnya.
Neraca transaksi finansial yang merekam investasi langsung dan portofolio membukukan defisit sebesar US$ 4,97 miliar pada April-Juni 2023, berbalik arah dari surplus US$ 3,68 miliar pada Januari-Maret 2023. Neraca investasi portofolio mencatatkan defisit sebesar US$ 2,59 miliar pada kuartal II-2023, berbalik arah dari surplus US$ 3,03 miliar pada kuartal I-2023.
Besarnya defisit pada transaksi berjalan serta investasi portofolio membuat, secara keseluruhan, NPI mencatat defisit sebesar US$ 7,37 miliar pada kuartal II-2023. Defisit ini adalah yang pertama sejak kuartal III-2022.
Bank sentral AS Teh Federal Reserve (The Fed) juga akan merilis risalah FOMC malam nanti atau Rabu dini hari waktu Indonesia. Risalah tersebut diharapkan bisa memberi arah kemana kebijakan The Fed ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer