Menakar Prospek Saham PGEO Jelang Akhir Akhir Tahun
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) membukukan peningkatan laba 19,7% sepanjang kuartal III-2023 menjadi US$ 133,4 juta atau senilai Rp 2,06 triliun. Peningkatan laba ini didorong oleh kenaikan pendapatan usaha dari US$ 287,4 juta menjadi US$ 308,9 juta pada kuartal III-2023 atau setara Rp 4,7 triliun.
Kinerja hingga September ini, bahkan telah melampaui kinerja sepanjang 2022 dan menjadi pijakan penting bagi perusahaan. Apiknya kinerja PGEO pun membuat banyak analis merekomendasikan emiten ini ke dalam portofolio investor.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, saham PGEO memiliki prospek positif, terutama setelah perusahaan mulai memacu perdagangan karbon. Selain itu, PGEO saat ini juga dalam proses menyelesaikan sertifikasi dua wilayah kerjanya, yaitu Area Kamojang dan Area Lumut Balai. Menurut estimasi, kedua area tersebut memiliki potensi karbon kredit hingga di atas 1 juta ton CO2e.
"Secara valuasi kami melihat saham PGEO bisa menuju Rp 1.400," jelas Nico kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/11/2023).
Optimisme ini didorong oleh potensi besar yang akan digarap PGEO, yakni energi terbarukan dan bursa karbon. Setelah peluncuran Bursa Karbon (IDXCarbon), PGEO telah menuai pendapatan $732 ribu atau Rp 11,3 miliar dari bursa karbon. Jumlah ini bisa meningkat pada tahun-tahun selanjutnya, seiring bertambahnya peminat pada bursa karbon.
Secara teknikal, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan target price (TP) PGEO bisa mencapai Rp 1.500 hingga Rp 1.600 per saham.
"Hingga akhir tahun target best case PGEO minimal Rp 1.500-Rp 1600 dengan catatan tidak turun ke bawah Rp 1180. Hal ini disebabkan PGEO masih bergerak di atas MA20 secara weekly chart," jelas Ivan kepada CNBC Indonesia.
Sebagai informasi, MA 20 berarti angka tersebut adalah rata-rata pergerakan harga saham dalam 1 bulan ke belakang. Moving average digunakan untuk melihat momentum pergerakan harga saham sekaligus memastikan tren yang ada dan untuk menentukan area support dan resistance dari saham tersebut.
Hingga kuartal III-2023 PGE juga sudah membukukan pendapatan dari kredit karbon sebesar US$ 732 ribu atau Rp 11,3 miliar yang merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia. Dari sisi ekuitas, perseroan menunjukkan tren meningkat dari US$ 1,25 juta menjadi US$ 1,93 juta atau Rp 29,8 miliar apabila dibandingkan dengan 31 Desember 2022. Hal ini menunjukkan perseroan berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan memiliki kemampuan untuk membayar utang dan menghasilkan laba.
Dari seluruh area, sampai dengan kuartal III-2023 pendapatan wilayah kerja Kamojang menyumbang pendapatan terbesar, yakni senilai US$ 109,6 juta atau Rp 1,6 triliun. Kemudian disusul oleh wilayah kerja Ulubelu senilai US$ 86,1 juta atau Rp 1,3 triliun. Pada kuartal III-2023 ini perseroan aktif melakukan kerja sama strategis dengan berbagai pihak.
(dpu/dpu)