Breaking! Rupiah Menguat 1% Lebih, Dolar ke Level Rp 15.400

mae, CNBC Indonesia
15 November 2023 09:07
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah langsung menguat tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini sebagai dampak positif atas melandainya inflasi AS.

Merujuk data Refinitiv, rupiah melesat 1,26% ke posisi Rp 15.495/US$1  pada awal perdagangan hari ini, Rabu (15/11/2023) pukul 09: 03 WIB. Penguatan ini melanjutkan tren positif mata uang Garuda yang juga menguat 0,03% pada perdagangan kemarin, Selasa (14/11/2023).

Pergerakan rupiah hari ini akan ditopang oleh data melandainya inflasi AS. Namun, data neraca perdagangan Oktober 2023 bisa membebani pergerakan mata uang Garuda jika data lebih buruk dari ekspektasi.

Seperti diketahui, inflasi AS melandai ke 3,2% (year on year/yoy) pada Oktober 2023, lebih rendah dibandingkan 3,7% (yoy) pada September serta di bawah ekspektasi pasar (3,3%). Ini adalah kali pertama inflasi AS melandai dalam empat bulan terakhir.

Secara bulanan, inflasi AS tercatat 0% atau stagnan. Inflasi inti- di luar makanan dan energi- tercatat 4% (yoy), turun dibandingkan 4,1% (yoy) pada September.

Melemahnya inflasi inti tentu saja disambut gembira pelaku pasar di berbagai dunia. Dengan inflasi yang melandai maka ada harapan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) melunak lebih cepat.
Bagi Indonesia, melunaknya The Fed bisa membawa harapan akan masuknya capital inflow ke pasar domestik.

"Anda sekarang bisa mengatakan selamat tinggal ke era kenaikan suku bunga," tutur Brian Jacobsen, analis dari Annex Wealth Management, dikutip dari Reuters.
Perangkat CME FedWatch tool menunjukkan 99,8% pelaku pasar melihat The Fed masih akan menahan suku bunga pada Desember mendatang. Artinya, hingga akhir tahun suku bunga masih berada di level 5,25-5,50%.

Optimisme ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada akhir pekan lalu yang berada di kisaran 87%.

Harapan pelaku pasar yang melihat The Fed  tidak akan hawkish langsung membuat dolar AS ambles. Indeks dolar langsung melemah ke 104,08 pada perdagangan Selasa (14/11/2023), terendah sejak 31 Agustus 2023 atau lebih dari dua bulan.

Pelemahan dolar ini menandai jika pelaku pasar tengah menjual dolar AS secara masif dan mengalihkannya ke instrumen lain. Rupiah bisa kembali dilirik investor asing sehingga bisa kembali menguat.

Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun langsung terjun ke 4,45% pada perdagangan Selasa kemarin, terendah sejak 22 September 2023 atau lebih dari sebulan terakhir.

Melandainya imbal hasil diyakini akan berimabs pula pada turunnya imbal hasil surat utang negara lain, termasuk Surat Berharga Negara (SBN).
Pasalnya, US Treasury menjadi kurang menarik dan investor asing akan mencari instrument serupa yang menjanjikan return lebih menarik.

Selain inflasi AS, data neraca perdagangan Oktober diperkirakan akan juga membayangi pergerakan rupiah hari ini. Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan Indonesia periode Oktober 2023 pada hri ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Oktober 2023 akan mencapai US$ 3,0 miliar.

Artinya, surplus akan jauh mengecil dibandingkan yang tercatat pada September 2023 yakni US$ 3,4 miliar.
Konsensus juga memperkirakan bahwa ekspor akan terkontraksi 16,52% (year on year/yoy) sementara impor terkoreksi 8% pada Oktober 2023.
Sebagai catatan, nilai ekspor September 2023 terkoreksi 16,2% (yoy) dan menyusut 5,6% (month to month/mtm) menjadi US$ 20,76 miliar.

Nilai impor September turun 8,2% (mtm) dan ambles 12,5% (yoy) menjadi US$ 17,34 miliar. Ekspor diperkirakan melandai pada Oktober 2023 seiring dengan melandainya harga komoditas.
Jika surplus anjlok atau malah neraca perdagangan berbalik arah menjadi negatif maka rupiah bisa tertekan. Pasalnya, surplus ambruk maka transaksi berlanja bisa melanjutkan tren defisit ke depan.


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular